SAMPIT – Tidak hanya mempengaruhi harga emas, konflik Ukraina dan Rusia ternyata juga mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya di Indonesia hingga berimbas juga ke daerah-daerah seperti di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang mulai dirasakan masyarakat.
Sales Branch Manager Pertamina Wilayah Kaltimtara Muhammad Rizal mengatakan, harga minyak dunia naik signifikan diangka US$ 95,54 per barel. Angka itu terus mengalami kenaikan pada awal Maret 2022 hingga menyentuh level diatas US$ 108 per barel.
“Namun kami tetap menjamin ketersediaan pasokan BBM dan elpiji aman untuk masyarakat Indonesia. Meski harga minyak mentah dunia yang terus mengalami peningkatan turut mempengaruhi kondisi APBN, namun pelayanan kepada masyarakat tetap akan kami jaga,” ujarnya, Senin 4 April 2022.
Menurutnya, kenaikan kali ini memang menempati posisi tertinggi sejak tahun 2014 dan tidak bisa dipungkiri berdampak ke PT Pertamina (Persero). Hal itu terjadi lantaran melonjaknya harga Indonesian Crude Price (ICP) yang sangat jauh antara asumsi APBN di tahun 2022 yang hanya US$ 63 per barel.
“Dengan demikian, hal itu berdampak terhadap kenaikan harga komoditas energi seperti BBM, LPG hingga avtur. Sehingga, menambah beban subsidi BBM dan LPG serta kompensasi BBM dalam APBN,” jelasnya.
Setiap kenaikan 1 dollar AS per barel dapat berdampak terhadap kenaikan subsidi LPG sekitar Rp 1,47 triliun, subsidi minyak tanah sekitar Rp 49 miliar dan beban kompensasi BBM lebih dari Rp 2,65 triliun. Sedangkan, subsidi BBM dan LPG 3 kilogram dalam APBN 2022 sebesar Rp 77,5 triliun. Subsidi tersebut mengacu pada perhitungan asumsi ICP sebesar 63 dollar AS per barel.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post