SAMPIT- Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menanggapi komentar warga yang tidak setuju terkait nama gerbang SAHATI. Pihaknya juga telah mendapat masukan agar mengganti nama gerbang itu, lantaran dana yang digunakan adalah dana pemerintah.
“Tetapi ini perlu diketahui bahwa itu peninggalan zaman pemerintah sebelumnya. Saya juga sebelumnya telah mempertimbangkan dan melakukan rembuk terkait ini,” katanya, Selasa 1 September 2021.
Itu tetap dengan nama SAHATI untuk mengingat jasa dan era dari pemerintahan sebelumnya. Jika dilakukan penggantian maka seolah-olah pihaknya menghilangkan jasa era pemerintah sebelum dia.
“Kalau saya condong ke gerbang Mentaya atau Habaring Hurung tetapi ini dibangun pada periode SAHATI dan telah diprogramkan di tahun sebelumnya,” jelasnya.
Selain itu nama tersebut juga telah ditetapkan, jika dilakukan penggantian nama maka akan banyak kembali yang dirubah, karena nama itu mempengaruhi laporan lainnya.
“Itu sudah keputusan kalau merubah nama dan itu ada proyeknya. Tidak bisa kami dengan mudah merubah akan menjadi permasalahan. Saya memahami sekali keinginan masyarakat tetapi ini era pemerintahannya berbeda kecuali di pemerintahan saya protes saja,” sebutnya.
Sementara terkait ornamen Jelawat yang rencananya akan diberikan pada gerbang itu, Halikinnor mengungkapkan bahwa itu adalah ikon Kota Sampit. Sehingga tidak masalah, bahkan dapat mengenalkan kepada pengunjung yang baru datang ke Sampit.
“Ornamen itu Jelawat itu ikon kita makanya dimunculkan. Jadi kedepannya saya ingin kepala dinas terkait bagaimana caranya di Kotim ini agar benar-benar menghasilkan ikan itu. Karena itu maskot kita. Untuk warna gerbang masih dievaluasi,” tutup Halikinnor.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post