SAMPIT – Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menargetkan ada sebanyak 19 desa sebagai fokus penanganan stunting pada tahun ini. Bupati Kotim, H Halikinnor saat membuka kegiatan rembuk stunting mengatakan untuk Kotim sendiri angka stunting masih cukup tinggi.
“Saat ini angka stunting Kotim masih cukup tinggi, yakni 48,58 persen. Oleh sebab itu, Kotim ditunjuk sebagai salah satu wilayah percontohan penanganan stunting oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi,” katanya, Selasa 1 September 2021.
Menurutnya wilayah yang tinggi angka stunting adalah bagian Utara Kotim. Untuk penyebabnya yaitu rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk, letaknya yang secara geografis jauh dari perkotaan dan fasilitas kesehatan, kemudian tingkat pendidikan orangtua yang dinilai masih tertinggal.
“Itu yang sangat mempengaruhi, poin-poin itu yang menjadi fokus kami agar dapat dicegah sejak dini atau dalam kandungan,” ungkap Halikinnor. Disebutkan pada tahun 2019 dan 2020 Pemkab Kotim telah menunjuk 10 desa sebagai prioritas penanganan stunting.
Dengan demikian jika ditambah dengan jumlah tahun ini ada total 29 desa yang menjadi target tersebut yang sebagian besar ada di wilayah utara. Penanganan stunting ini Pemkab Kotim bekerjasama dengan seluruh stakeholder, instansi vertikal, tokoh agama dan organisasi umum lainnya.
Serta melibatah perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar lokus penanganan stunting. “Karena untuk menangani stunting tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu proses, waktu, dan kontinuitas (berkelanjutan), serta tentunya kerjasama dari berbagai pihak,” jelasnya.
(dev/raf/matakalteng.com)
Discussion about this post