SAMPIT – Selain menghantam sektor Kesehatan, pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sangat mempengaruhi pelaku usaha. Menjadi salah satu sektor terdampak pandemi Covid-19, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun dituntut inovatif dan kreatif untuk berkreasi agar bisa bertahan di masa sulit ini.
Apalagi, tidak sedikit pelaku usaha yang harus rela gulung tikar lantaran sepinya peminat hingga omzet yang kian menurun.
Semangat para pelaku UMKM untuk terus eksis ditengah pandemi Covid-19 tidak diragukan lagi. Meski produksi dikurangi tetapi mereka tetap semangat untuk mempromosikan, baik dengan cara menawarkan langsung ke kios-kios maupun promosi lewat media sosial.
Seperti yang dilakukan oleh Ketua PKBM Harati Berkah Rahmat Noor. Sebanyak 30 UMKM dibawah binaan PKBM Harati Berkah, saat ini masih tetap eksis meski sebagian mengurangi produksi karena daya beli masyarakat yang menurun selama pandemi Covid-19.
“Dampak akibat Covid-19 pasti ada, sebagian menurunkan produksi yang biasanya 5 kilogram sekarang turun menjadi 2 kilogram,” ujar Rahmat Noor, Minggu 30 Mei 2021.
Sebelum pandemi Covid-19 UMKM yang tergabung dalam PKBM Harati Berkah dengan mudah memasarkan hasil produksi, termasuk menggelar ivent UMKM, dan ikut serta dalam pameran Sampit Expo.
Namun saat ini mereka hanya mengandalkan promosi dari kios ke kios serta dari toko ke toko untuk menitipkan barang hasil produksi UMKM.
“Diantara hasil produksi UMKM di bawah binaan kami seperti kerajinan topi dari rotan, tas, plakat, jus dari bahan baku nenaa, keripik dari kanas serta banyak makan minum lainnya yang diproduksi puluhan UMKM yang kami bina,” ungkap pria yang akrab dipanggil Rahmat Kotim ini.
Rahmat mengaku optimis saatnya nanti UMKM di Kabupaten Kotawaringin Timur akan bisa jaya, asal para pelakunya tetap konsisten. Iapun meminta dukungan pemerintah daerah untuk membantu promosi dalam berbagai kegiatan pemerintah.
Karena menurutnya UMKM adalah peluang usaha atau pekerjaan yang menjanjikan. Asalkan, bisa konsisten terhadap produk yang dijual.
Bahkan jika hal tersebut dijalankan, maka dampaknya sangat besar terhadap perekonomian keluarga.
“Sebenarnya, tinggal diri sendiri yang hendak membawa UMKM. Namun yang terpenting adalah konsistensi dalam menjalankannya,” ujar Rahmat, Sabtu 29 Mei 2021.
Dia mengaku sudah bergerak sebagai pelaku UMKM sejak tahun 2018 lalu. Dan masih berjalan hingga saat ini. Motivasi awalnya hanyalah untuk menggali potensi daerah, agar memiliki ciri khas yang bisa dikenal hingga luar.
Namun setelah dijalankan dengan konsisten dan sabar, ternyata hasilnya cukup menguntungkan. Bahkan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ia saat ini telah mengembangkan produk makanan dan camilan berbahan baku nanas atau dikenal di Kotim kanas gantang. Produk olahannya, seperti kerupuk, es krim, sari nanas, dan minuman kemasan dari nanas.
Hasilnya, cukup memuaskan. Bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda. Dalam sebulan, dia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 3 juta lebih.
Ia mengaku memang tidak mudah untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Namun kegigihan dan konsistensi adalah kunci utama, jika hendak sukses menjadi pelaku UMKM.
(fi/matakalteng.com)
Discussion about this post