SAMPIT – Warga Baamang Hulu I Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut tahun baru Islam yang jatuh pada 10 Muharam dengan membuat bubur Asyura yang merupakan tradisi rutin setiap tahunnya.
Bubur Asyura sendiri berbeda dengan bubur biasanya, pasalnya bubur ini terbuat dari 40 macam bahan atau rempah-rempah mulai dari sayuran, kacang-kacangan hingga daging.
“Yang membuat beda dengan bubur lainnya itu dari bahannya. Bubur Asyura itu terbuat dari 40 macam bahan,” kata Rusmini Bayu salah satu warga yang ikut memasak bubur Asyura, Sabtu 22 Agustus 2020.
Sebagian warga ada yang mengartikan dengan tradisi ini dapat menolak balak dari gangguan jahat. Semakin banyak bahan semakin bagus.
Sementara Plt Camat Baamang, Rody Kamislam mengatakan alasan dibuatnya bubur Asyura rutin setiap tahunnya selain untuk melestarikan tradisi dari nenek moyang juga mengacu pada sejarah Islam pada 10 Muhamaram memiliki banyak sejarah.
Diatara perjalanan 10 Muharam diantaranya hari penciptaan alam semesta, hari diselamatkannya Nabi Nuh dari banjir, hari Nabi Musa melewati laut merah yang terbelah ketika dikejar oleh tentara Fir’aun dan Hari selamatnya Nabi Ibrahim selamat dari pembakaran Raja Jamrud.
“Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahunnya secara turun temurun,selain itu juga mengacu pada sejarah Islam,” katanya. Bubur Asyura yang sudah masak selanjutnya akan dibagi-bagikan kepada warga setempat.
Jika pada tahun sebelumnya dibagikan dengan cara mengumpulkan warga dan makan bersama,tahun ini lantaran adanya pandemi maka bubur langsung dibagikan kepada warga yang tengah melintas.
Dalam pembuatan bubur Asyura ini mereka yang mayoritas ibu-ibu ini menerapkan protokol kesehatan, sehingga dengan begitu tradisi yang setiap tahunnya dilakukan ini dapat dilakukan dengan aman dari penyebaran Covid-19.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post