SAMPIT – Petani karet semakin terjepit akibat harga jual yang tidak kunjung naik, ditambah lagi kurangnya perhatian pemerintah untuk mengawal kesejahteraan mereka. Padahal, di sektor perkebunan ini, masyarakat bisa hidup sejahtera jika mendapat perhatian serius.
Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur masyarakat memiliki kebun karet. Jika harga membaik, perekonomian masyarakat akan stabil karena karet termasuk salah satu sumber mata pencaharian sebagian masyarakat Kotawaringin Timur.
Arifin, salah seorang masyarakat Desa Cempaka Mulia Barat, Kecamatan Cempaga mengeluhkan harga jual karet yang tidak kunjung naik. Ia juga berharap agar pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan mereka yang berprofesi sebagai petani karet dengan harapan adanya bantuan untuk menunjang produktivitas kebun karet mereka ditengah harga jual yang rendah.
“Kami berharap pemerintah kotim memperhatikan kami para petani karet, dari dulu harga jual tidak naik-naik, setidaknya ada upaya pemerintah untuk membantu kami, misalkan memberikan bantuan untuk menunjang produksi karet seperti obat perangsang getah, mangkok sadap karet, dan tawas. Setidaknya dengan adanya bantuan seperti itu bisa menunjang hasil karet kami,” ucapnya, Kamis 23 Januari 2020.
Ia juga mengatakan, transaksi penjualan karet di Cempaga langsung dijemput oleh pengepul menggunakan pick up ke kebun, dan cara tersebut sudah cukup membantu mereka
“Biasanya getah karet kami jual setiap hari Kamis, dan pembeli langsung datang ke kebun menggunakan pick up, dengan harga berkisar Rp7000 sampai Rp7200 per kilogram nya,” katanya.
(nd/matakalteng.com)
Discussion about this post