PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi besar, baik di sektor sumber daya alam, pertanian, maupun pariwisata. Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Tengah, Katma F. Dirun, menyampaikan beberapa faktor yang bisa memicu konflik sosial pada tahun 2024.
Faktor tersebut pertama adalah persaingan sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya alam seperti pertambangan dan kehutanan dapat memicu perselisihan antar berbagai pihak yang berkepentingan. Faktor kedua adalah isu agraria dan tanah. Permasalahan terkait kepemilikan tanah dan pemanfaatan lahan pertanian juga dapat memicu konflik antara masyarakat lokal, perusahaan, dan pemerintah.
Faktor ketiga adalah konflik etnis dan agama, di mana perbedaan etnis dan agama di Provinsi Kalimantan Tengah juga bisa menjadi sumber ketegangan dan konflik. Faktor keempat adalah kesenjangan sosial dan ekonomi, di mana adanya kesenjangan sosial dan ekonomi antara kelompok masyarakat dapat menyulut konflik sosial. Karenanya, perlu dilakukan langkah konkret untuk mengatasi ketimpangan tersebut,” ujar Katma, Jumat 8 Maret 2024.
Katma F. Dirun menekankan bahwa penting untuk memperkuat kerja sama antara berbagai pihak terkait dalam mengidentifikasi permasalahan potensial yang bisa memicu konflik sosial serta merumuskan solusi yang berkelanjutan. Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan juga perlu ditingkatkan.
“Selain itu, edukasi, dialog, dan pembinaan kemampuan berkomunikasi dan berdamai juga menjadi kunci dalam mencegah eskalasi konflik di Provinsi Kalimantan Tengah,” imbuhnya. Dengan kesadaran akan potensi terjadinya konflik sosial di wilayah tersebut, upaya bersama untuk memperkuat resiliensi masyarakat serta membangun hubungan yang harmonis antar berbagai kelompok merupakan langkah penting demi menciptakan keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post