KUALA KURUN – Sejak dilantik pada Bulan Mei tahun 2019 lalu, Bupati dan Wakil Bupati Gunung Mas (Gumas) mengusung visi misi yang terangkum dalam tiga program kerja unggulan, yakni smart agro, smart tourism, dan smart human resources.
Namun sampai saat ini, manfaat dari tiga program smart itu untuk masyarakat sama sekali tidak ada dan dinilai gagal.
“Hingga memasuki tahun ketiga menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Gumas, tiga program smart yang diusung tersebut saya nilai gagal,” ucap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gumas, Untung Jaya Bangas, Kamis, 20 Mei 2021.
Ada berbagai alasan sehingga program tersebut dinilai gagal. Untuk smart agro, direncanakan akan menanam jagung, namun tidak kelihatan hasilnya. Memang sudah berencana akan menanam jagung di lahan seluas 500 hektare. Namun pada kenyataannya, hanya seluas 150 hektare.
“Apakah itu dikatakan sebagai program kerja unggulan. Artinya, disini saya melihat tidak ada keseriusan awal dari program mereka ini, khususnya smart agro,” sesalnya.
Seharusnya, lanjut dia, sebelum merencanakan dan memulai tanam jagung, pemerintah daerah terlebih dahulu harus melihat seperti apa kultur budaya masyarakat, menyiapkan tempat pemasaran, dan mengecek kondisi struktur tanah, apakah layak untuk dilaksanakan tanam jagung.
“Tidak ada persiapan yang matang mengenai apa dan bagaimana rencana kedepannya, sehingga saya menilai program ini gagal,” tegasnya.
Sedangkan smart tourism, memang saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Akan tetapi, seharusnya fasilitas pendukung yang ada di objek wisata harus dipersiapkan mulai dari sekarang.
“Kalau saya melihat tidak ada persiapan sama sekali. Program yang dibuat juga tidak kelihatan. Tidak ada yang mengarah agar bagaimana smart tourism itu dapat berkelanjutan,” ujar Politikus Partai Demokrat ini.
Dia menuturkan, pemerintah daerah seharusnya mempersiapkan semuanya, karena apabila pandemi Covid-19 ini berakhir 2-3 tahun kedepan, maka pastinya nanti akan terjadi lonjakan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata.
“Smart tourism itu merupakan investasi masa depan untuk peningkatan sektor pariwisata kita, sehingga bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD),” tuturnya.
Selanjutnya smart human resources, tidak ada kebijakan dari pemerintah daerah khususnya di masa pandemi Covid-19, yang berupaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bumi Habangkalan Penyang Karuhei Tatau ini.
“Tidak ada dilakukan pelatihan pelatihan yang terfokus untuk peningkatan SDM dan ekonomi masyarakat kita. Apalagi mereka juga terdampak pandemi Covid-19,” tukasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post