PALANGKA RAYA – Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) bersama dengan PT. SSMS melepas 3 orangutan yang telah menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan, Nyaru Menteng, Kota Palangka Raya. Ketiga orangutan ini dilepaskan ke pulau suaka yang berada di Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau.
Ketiga orangutan bernama Dilla, Mawas, dan Jeliva ini dilepas dalam kondisi berbeda dari orangutan lain. Ketiga orangutan ini dilepas di masa pandemi Covid-19, resiko penyebaran baik dari staff maupun orangutan menjadikan pelepasan kali ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
BOS Foundation telah menyiapkan protokol pelaksanaan kegiatan yang disusun khusus untuk pemindahan orangutan keluar pusat rehabilitasi, termasuk tes COVID-19 kepada orangutan saat di masa karantina sebelum pemindahan.
Handi Nasoka, Plt Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah menyatakan kegiatan pelestarian orangutan dan habitatnya harus tetap berjalan.
“Disadari kondisi pandemi ini menyulitkan teman-teman melaksanakan kegiatan penyelamatan dan rehabilitasi orangutan, namun upaya konservasi harus terus berjalan, dan karenanya kami sangat mengapresiasi upaya teman-teman dari Yayasan BOS yang telah menyiapkan protokol khusus untuk melanjutkan operasi di bawah kondisi pandemi seperti ini. Saya yakin pemindahan orangutan ke Pulau Badak Kecil di Salat berjalan lancar,” katanya, Senin 8 Februari 2021.
Sementara itu Vallauthan Sbraminam, Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk mengatakan perusahaan telah bekerja sama dengan Yayasan BOS untuk mendukung upaya pelestarian orangutan dan habitatnya, terutama dalam pengelolaan pulau suaka dan pra-pelepasliaran sebagai bagian dari proses rehabilitasi mereka.
“Kami telah berkomitmen untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan makhluk hidup. Bahkan ditengah kondisi pandemi seperti saat ini pelaksanaan konservasi oranguta dan pelepasan ke habitat dapat tetap terlaksana,” kata Vallauthan.
Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan setelah pemindahan tiga ekor orangutan ini, maka total orangutan yang ada di Pulau Badak Kecil akan menjadi 10 individu.
Di sini mereka mendapat kesempatan untuk hidup di lingkungan yang serupa dengan hutan alami, namun dengan keamanan yang terjaga yang disediakan oleh tim teknisi dan dokter hewan yang bertugas.
Ketiga orangutan yang dipindahkan semuanya betina yang usianya sekitar antara 13-17 tahun. Mereka dipindahkan setelah bertahun-tahun menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng, namun dinilai tidak berhasil mengembangkan keterampilan dan perilaku alami yang dibutuhkan untuk hidup di alam liar. Di sisi lain kondisi kesehatan yang baik membuat mereka dinilai siap untuk hidup di lingkungan yang mirip habitat alami di pulau suaka.
(vi/matakalteng.co.id)
Discussion about this post