KUALA KURUN – Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) yang terdiri dari Kejaksaan Negeri (Kejari), TNI, Polri, Kemenag, Disdikpora, Kesbangpol, dan FKUB Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melaksanakan rapat koordinasi (rakor).
”Rakor ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aliran kepercayaan dan keagamaan di daerah, sehingga bisa menangkal paham radikal yang berpotensi menimbulkan konflik,” ucap Wakil Ketua Tim Pakem yang juga Kasi Intelijen Kejari Gumas, Firman Hadi Saputra, Jumat, 18 September 2020.
Dia mengatakan, pengawasan yang dilakukan tim pakem ini terhadap paham atau aliran kepercayaan dan keagamaan yang meresahkan masyarakat. Hal ini karena diindikasi menyimpang, menodai, menghina, dan merendahkan satu aliran kepercayaan atau agama, sehingga menimbulkan rasa kebencian serta permusuhan, dan merusak/mengganggu kerukunan umat beragama.
”Terhadap hal itu, tim pakem akan menganalisa laporan dan informasi tentang aliran kepercayaan masyarakat dan keagamaan, meneliti, serta menilai secara cermat perkembangan untuk diketahui dampak ketertiban dan ketentraman umum,” ujarnya.
Berdasarkan rakor tersebut, kata Firman, diketahui fakta bahwa masih ada 13 Kepala Keluarga (KK) eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berada di Bumi Habangkalan Penyang Karuhei Tatau.
”Dari laporan intelejen kepolisian, eks Gafatar tersebut telah hidup membaur dengan masyarakat. Sampai saat ini, belum ditemukan indikasi penyebarluasan ajaran atau doktrin aliran tersebut di Kabupaten Gumas,” tuturnya.
Selain itu, tim pakem juga terus rutin melakukan pengawasan kepercayaan dan aliran menyimpang di dunia maya, terutama berbagai media sosial (medsos). Bagi masyarakat yang mengetahui ada doktrin atau kegiatan kelompok yang diduga menyimpang, maka segera laporkan ke tim pakem atau aparat penegak hukum.
”Diperlukan kerjasama semua elemen dan saling membahu dalam kegiatan pengawasan, sehingga akan mampu mencegah masuknya kepercayaan yang membahayakan masyarakat, agama, dan negara,” tukasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post