SAMPIT – Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Sampit menggelar aksi dan pernyataan sikap bela Palestina. Hal itu sesuai imbauan Forum Rektor PTMA untuk merespons tindakan kejahatan Israel terhadap warga Palestina, yang sejak 07 Oktober 2023 hingga saat ini telah mengakibatkan lebih dari 34.500 orang meninggal dunia dan lebih dari 77.867 orang terluka, bahkan akibat agresi brutal tersebut telah berdampak pada indeks pembangunan manusia di Palestina mengalami kemunduran selama 40 tahun.
“Kurang lebih 400 mahasiswa kita turunkan beserta dosen dan staf. Bersama-sama kami mengecam tindakan Israel terhadap Palestina. Setidaknya pernyataan sikap ini adalah hal yang bisa kami lakukan untuk memberi dukungan kepada warga Palestina,” kata Wakil Rektor III UMSA, Dr Alivermana Wiguna, M.Ag, Selasa, 7 Mei 2024.
Dikatakan Alivermana, saat ini sebagian besar jalur Gaza telah menjadi puing-puing. Pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel, sehingga kelaparan menjadi pemandangan yang sangat memilukan.
“Ironisnya, tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat,”ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah menyatakan sikap tegas yaitu mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas Kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
“Kami juga mengecam sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina. Serta meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksadan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina,”tegasnya.
Pihaknya juga mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga Palestina. Serta mengecam Organisasi Kerjasama Islam, Rabithah AlamIslami, dan negara-negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukanpenyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingandalam negeri mereka sendiri.
“Kami meminta kepada Pemerintah Indonesia, agar tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide Israel,”ungkapnya.
Atas nama hak asasi manusia tambah Alivermana, dan pesan agung Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, serta aspek historisrelasi Indonesia dan Palestina, maka pihaknya meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
“Kami juga mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terusmemberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina,”pungkasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post