SAMPIT – Sekretaris Komisi II DPRD kabupaten Kotawaringin Timur Syahbana mendukung keputusan pemerintah setempat untuk membuat pabrik pakan. Yang mana menurutnya, hal ini dapat menghemat biaya pakan ternak yang selama ini membeli dari luar daerah.
“Karena biaya transportasi akan berkurang sehingga akan mempengaruhi pada harga jual pakan di pasaran,” ujarnya, Kamis, 25 April 2024.
Lanjutnya, mengingat banyaknya permintaan pakan ternak di daerah Kotim, dan ini bisa juga menjadi motivasi baru nantinya untuk masyarakat membuka usaha di bidang peternakan, melihat tersedianya pakan ternak dengan harga terjangkau.
“Karena selama ini mahalnya harga pakan menjadi kendala bagi pembudidaya ikan khususnya di Kotim. Untuk itu kita mendukung adanya unit produksi pakan ikan di Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Apalagi di sana memang banyak masyarakat yang berprofesi sebagai pembudidaya ikan,” tegasnya.
Menurut informasi lanjutnya, Dinas Perikanan Kotim sudah menganggarkan pembangunan pabrik pakan ikan, dan saat ini bangunan gudang pakan itu pun sudah 100 persen berdiri. Yang mana sebelumnya hal itu direncanakan dibangun di Alam Salju Kelurahan Pasir Putih.
“Namun memang untuk pembuatan pabrik pakan ikan ini harus memperhatikan kondisi dan keluhan dari para pembudidaya ikan,”ujarnya.
Sebelumnya bupati Kotim Halikinnor menyampaikan, meskipun kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbatas, namun Pemkab Kotim tetap menganggarkan pembangunan pabrik pakan tersebut.
“Saat ini sudah dibangun, tinggal menunggu pemasangan listrik. Jika listrik sudah terpasang, semoga saja bisa segera beroperasi, sehingga biaya produksi bisa ditekan, agar para pembudidaya ikan baik tambak maupun keramba bisa sedikit terbantu. Saya yakin itu bisa meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelas Halikinnor.
Beroperasinya pabrik pakan ikan di kawasan sentra perikanan terpadu Sei Ijum Raya (Sijura) tersebut saat ini dinilai sangat strategis untuk membantu pembudidaya ikan dalam penyediaan pakan ikan terlebih saat pakan ikan sulit diperoleh, lantaran harganya yang terbilang cukup tinggi.
“Jika nantinya pabrik pakan operasional maka bisa menekan biaya produksi. Apalagi Kotim memiliki potensi bahan baku yang melimpah. Untuk bahan baku tepung ikan kami memanfaatkan ikan-ikan yang tidak layak konsumsi (ikan gerabak) yang jumlahnya sangat melimpah dari nelayan setempat yang selama ini kurang dimanfaatkan, sehingga bisa menambah penghasilan bagi para nelayan juga,” tutupnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post