SAMPIT – Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Riskon Fabiansyah sangat menyayangkan kejadian perundungan di lingkungan sekolah kembali terjadi di satuan pendidikan yang ada di Kotim.
Menurutnya, sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik menimba ilmu, belajar bersosialisasi, mengembangkan minat serta bakat, dan tempat menempa karakter anak-anak agar menjadi lebih baik. “Dampak dari kasus perundungan akan memberikan berdampak negatif, baik pada korban maupun pada pelaku,” kata Riskon, Jumat 17 Desember 2021.
Kasus yang menimpa salah seorang siswa di salah satu SMP di Kotim ini menurut Riskon harus menjadi catatan untuk memperkuat edukasi tenaga pendidik khususnya di Kotim agar bisa memberikan edukasi ke arah penguatan karakter anak didik yang berakhlak mulia bukan hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan umum saja.
“Disamping itu, harus juga melibatkan orangtua didik agar sama-sama memiliki tekad dan keinginan kuat dalam mendidik karakter si anak. Karena kasus perundungan bukan hanya tanggungjawab sekolah dan guru saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab orangtua murid, bersama-sama mewujudkan sekolah bebas dari perundungan,” tegasnya.
Lanjutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri telah mengeluarkan program “Roots indonesia” bekerja sama dengan UNICEF Indonesia yang tujuannya adalah pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah. Dengan program awal untuk sekolah penggerak diminta merekrut 30 siswa sebagai agen perubahan di sekolahnya masing-masing dalam rangka menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai anti kekerasan di sekolah masing-masing. “Kita harapkan hal seperti ini tidak terjadi lagi, sangat miris perundungan terjadi di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post