Oleh: Dr.Hb. IDRUS AL-HAMID, S.Ag., M.Si ***
Terkadang dipahami dunia PT sangat unik dalam menata integritas dalam pertarungan global. Setiap gagasan selalu dimaknai mempertahankan integritas dalam kekuasaan temporer. Setiap Perguruan tinggi memiliki ekosistem, yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk itu admosfir Akademik lebih diarahkan untukelahirkan gagasan yg bersifat Solutif dalam bangunan struktur kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia Raya. Sesungguhnya istilah Oligarki dapat dipahami bahwa struktur kekuasaan yang efektif berada di tangan sejumlah kecil orang.
Orang yang dimaksudkan adalah orang yang dibedakan berdasarkan royalti, kekayaan, pendidikan, ikatan keluarga, kontrol militer, atau perusahaan. Negara sering kali dikendalikan oleh keluarga yang terkemuka dan beberapa yang lulus akan mewarisi ke generasi-generasi yang akan datang.
Budaya Oligarki di Pendidikan Tinggi mungkin lahir sebagai akibat sistem Paternalistik kekuasaan power sindrom yang berakibat lahirnya Ekslusivisme kekuasaan tanpa hirarki, yang berakibat pada yang cerdas tak pantas dan yang loyal akan terdepan.
Dunia Pendidikan Tinggi, seharunya menjadi sumber dalam gagasan-gagasan terbaharukan meskipun untuk itu harus di sadari sesungguhnya Rektor mungkin seperti halnya seorang Konsuler yang miliki tugas Non-Politik artinya hanya ansih Akademis guna “Melahirkan Sumber Daya Manusia” yang miliki daya saing Global.
Pandangan sebagaimana tersebut di atas, mungkin dapat dilihat pada Perguruan tinggi, yang berada di negara yg miliki sistem monarki absolut. Gagasan, di Perguruan tinggi selalu dikendalikan untuk kepentingan kekuasaan sehingga terjadi penyumbatan dalam upaya mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Setiap Insan Akademik tidak lagi mampu mengkritisi kebijakan Raja, karena untuk itu pasti berakibat pada eksistensi Perguruan Tinggi tersebut. Lulusan terbaik tidak memiliki kemampuan untuk mengakses sumber-sumber Kapital yang pada akhirnya mereka dimanfaatkan oleh Perusahaan dengan tujuan-tujuan tertentu.
(Penilus adalah Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua)
Discussion about this post