SAMPIT – Hingga kini korban tenggelam terseret arus di Pantai Ujung Pandaran masih terus dilakukan. Korban atas nama Jawiyah (45) dikabarkan tenggelam terseret ombak pada Rabu 30 Desember 2020, dan hingga kini belum ditemukan.
Salah seorang personel Julkansyah yang turut melakukan pencarian korban mengatakan, sejak kemarin hari ke-3 setelah kejadian pihaknya kembali berangkat ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian.
“Kemarin Sabtu 2 Januari 2021 kami berangkat ke lokasi kejadian di Desa Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalimantan Tengah. Dan hingga hari ini kami masih melakukan pencarian,” sebutnya, Minggu 3 Januari 2021.
Lanjutnya, adapun unsur yanh terlibat dalam pencarian yakni TNI Angkatan Laut, BASARNAS, pihak keluarga, nelayan sekitar, Potensi SAR dan relawan.
“Berdasarkan hasil koordinasi untuk penyisiran melihat situasi dan kondisi pasang surut air,” ujarnya.
Untuk personil pencarian ujarnya, terpaksa harus menginap di karenakan lokasi kejadian Jauh dari jangkauan. Selain itu pihaknya juga mendapatkan kendala yakni tidak mempunyai peralatan yang memadai, penuh dengan pertimbangan di karenakan banyaknya agenda/kegiatan dan keterbatasan personil yang akan di mobilisasi.
“Sedangkan mobilisasi yang sudah kita siapkan yakni, 1 unit ambulans KH 9314 F, perlengkapan PP Kid, makanan siap saji, kantong jenazah, life jeket, terpal dan tandu,” ungkapnya.
Dimana personil yang melakukan pencarian ada yakni Julkansyah serta 8 Orang Relawan Anggota SR (Sampit Rescue). Ditambah dengan beberapa anggota keluarga serta nelayan setempat.
Kejadian itu berawal pada Rabu, 30 Desember 2020 Sekitar pukul 17.00 WIB. korban bersama dua orang lain nya mau berangkat mencari ikan atau memancing dengan melakukan penyebrangan melewati jalan yang putus akibat abrasi.
Pada pukul 18.00 WIB, korban melakukan penyebrangan dengan dengan tangan kosong tanpa ada bantuan alat pengapung dan korban dibeban kan juga dengan membawa bakul/lanjung. Akibat air yang mau surut terjadilah arus deras sehingga korban bersama dua orang lainnya hanyut dibawa arus.
Kejadian tersebut mulai diketahui warga setelah mau adzan isya yang dimana nelayan sekitar mendapati dua korban yang terdampar di pantai, sedangkan korban hanyut dibawa arus karena faktor usia yang sudah tua juga jadi tidak sanggup untuk berenang melawan arus yang deras.
Menurut kesaksian dua korban yang selamat salah satunya anak korban yang hilang, mereka sempat memegang korban agar tidak hanyut tapi karena arus yang deras serta korban panik jadi pegangan tersebut lepas karena memang sudah tidak sanggup lagi menurut kesaksian korban.
TNI, nelayan dan sukarelawan lainya masih sedang melakukan pencarian terhadap korban dari sholat isya sampai sekarang dan mendapatkan hasil masih nihil.
Pukul 21.30 WIB hari itu, nelayan menghentikan pencarian karena sudah terlalu malam dan terlalu berisiko bagi mereka dan masyarakat lainnya, pencarian dilanjutkan pada besok paginya hingga hari ini.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post