PALANGKA RAYA – Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Yudo Herlambang menyampaikan perekonomian nasional pada triwulan II tahun 2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam akibat pembatasan mobilitas masyarakat disejumlah negara akibat Covid-19.
“Sejalan dengan ekonomi nasional, perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,15% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif 2,95% (yoy). Namun demikian capaian kinerja perekonomian Kalteng tersebut masih tergolong lebih baik dan berada di atas beberapa provinsi lainnya di pulau Kalimantan, kecuali Provinsi Kalimantan Selatan yang mengalami kontraksi 2,61% (yoy),” ujar Yudo.
Dari sisi keuangan daerah, Covid-19 juga berpengaruh terhadap realisasi APBD triwulan II 2020. Realisasi pendapatan Pemerintah Kalteng tercatat sebesar 43,30%, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 48,03%.
Rendahnya realisasi pendapatan transfer, dan pendapatan asli daerah khususnya pajak daerah menjadi penyebab melambatnya realisasi pendapatan. Sedangkan pada sisi belanja, realisasi belanja pemerintah Kalteng tercatat sebesar 29,58%, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 31,04%. Rendahnya belanja operasi dan belanja modal menjadi penyebab melambatnya realisasi belanja.
“Demikian halnya fungsi intermediasi perbankan pada triwulan II 2020 terindikasi masih lemah, yang ditandai dengan pertumbuhan kredit yang terbatas. Kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit pada masa pandemi disinyalir menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan,” jelas Yudo.
Meskipun demikian memasuki triwulan III 2020, pertumbuhan kredit mulai mengalami perbaikan yang tercermin dari meningkatnya pertumbuhan kredit modal kerja, dengan risiko kredit yang turun yang tercermin dari perbaikan non performance loan (NPL) dari 1,67% pada triwulan II, menjadi 1,66% pada triwulan III s/d bulan Agustus.
Sedangkan dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan DPK hingga bulan Juli 2020 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II 2020. Peningkatan DPK ini sejalan dengan kecenderungan masyarakat pada masa pandemi untuk menahan aktivitas konsumsinya dan cenderung menabung dengan motif berjaga-jaga.
Ditambahkan Yudo, dalam upaya melakukan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng telah melakukan pemetaan sektor prioritas di daerah ini berdasarkan pangsa/dampaknya terhadap perekonomian secara umum, dan risiko penularan Covid-19 yang relatif rendah hingga menengah dan dapat di mitigasi melalui protokol kesehatan yang ketat.
Berdasarkan dua variabel tersebut, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (khususnya subsektor perkebunan kelapa sawit), dan industri pengolahan adalah dua sektor yang kinerjanya tetap stabil dan dapat menopang perekonomian selama masa pandemi.
Disamping itu optimalisasi sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jamsos juga memiliki dampak yang cukup besar terhadap perekonomian di Kalteng khususnya di ibukota provinsi maupun ibukota kabupaten. Pemulihan melalui sektor konstruksi juga dapat mendorong pemulihan khususnya melalui realisasi anggaran proyek pemerintah yang dapat menjadi stimulus bagi perekonomian.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post