SAMPIT – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan kegiatan pembagian dan pemasangan stiker rumah sehat tanpa rokok di sejumlah ruas jalan Kota Sampit pada Rabu 31 Mei 2023.
“Kita membagikan di persimpangan lampu merah, sehingga tidak menggangu lalu lintas. Ada stiker yang langsung dipasang di sepeda motor ada juga yang untuk dibawa pulang kalau mau memasang di rumahnya,” kata Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi melalui Nugroho Kuncoro Yudho, selaku Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim, Rabu 31 Mei 2023.
Disebutkannya, dalam kegiatan ini juga turut berpartisipasi Anggota Pramuka dari Saka Saka Bakti Husada Cabang Kotawaringin Timur yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit.
Sebanyak 650 sitker disediakan oleh PPPKMI Cabang Kotawaringin Timur – Seruyan. “Kita juga bekerjasama dengan Polres Kotim khususnya Satlantas untuk memberikan himbauan kepada masyarakat dan membantu kelancaran arus lalu lintas ketika pembagian stiker di jalan,”ucapnya.
Melalui kegiatan ini kata Nugroho, diharapkan memberikan efek bagi pembacanya dan membuat masyarakat menyadari akan bahayanya merokok, terutama akibat yang ditimbulkan karena yang merasakan sakitnya tidak hanya pengisap rokok namun juga orang yang berada disekitarnya meski tidak ikut merokok namun ikut merasakan dampaknya.
“Lebih dari 7 juta orang di seluruh dunia terbunuh karena merokok tembakau. Ada banyak risiko kesehatan yang bisa muncul akibat rokok tembakau. Salah satunya adalah kanker tenggorokan dan paru-paru. Selain itu, rokok tembakau juga menjadi faktor risiko utama jenis kanker berbahaya lainnya,”bebernya.
Tema yang diambil pada Hari Tanpa Tembakau 2023 ini adalah “We need food, not tobacco” atau “Kita butuh makanan, bukan tembakau”. Tema tersebut telah dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan telah dikampanyekan secara global.
“Kampanye global 2023 bertujuan untuk mengedukasi petani tembakau tentang produksi tanaman alternatif, dan opsi pemasaran serta mendorong mereka untuk menanam tanaman yang sehat dan berkelanjutan,” jelasnya. Lanjutnya, ada sekitar 3,5 juta hektar lahan telah dikonversi untuk penanaman tembakau setiap tahunnya. Hal ini tentunya menjadi salah satu penyebab meningkatnya krisis pangan.
“Menanam tembakau juga berkontribusi terhadap deforestasi seluas 200 ribu hektar per tahun. Oleh karena itu, kampanye ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa bukan tembakau yang dibutuhkan masyarakat, tapi pemenuhan pangan,” terangnya.
Terkahir, melalui kegiatan ini pula diharapakan masyarakat menyadari pentingnya rumah sehat tanpa rokok, karena rokok berbahaya bagi kesehatan keluarga dan pendidikan anak, yaitu di samping rokok menyebabkan penyakit bagi tubuh, di sisi lain belanja rokok di rumah tangga rata-rata menempati belanja kedua setelah bahan pokok, sehingga kebutuhan gizi dan pendidikan anak tidak menjadi prioritas. “Maka dari itu kami berpesan mari alihkan belanja rokok untuk belanja gizi keluarga dan pendidikan anak,”pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post