SAMPIT – Cakupan kunjungan posyandu di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hanya sebesar 31 persen. Hal tersebut berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Ini menjadi perhatian pemerintah setempat, karena berkaitan dengan penanganan stunting di wilayah tersebut.
“Ini menjadi perhatian kami agar data di EPPGBM serta kunjungan orangtua ke posyandu dapat meningkat,” kata Bupati Kotim, Halikinnor, Selasa 28 Maret 2023.
Rendahnya kunjungan ke posyandu akan berpengaruh terhadap penanganan kasus stunting di wilayah itu. Sebab itu diperlukan inovasi yang menarik untuk meningkatkan kunjungan orangtua agar mau memeriksakan pertumbuhan anak, mulai dari janin hingga balita.
Mengacu pada juga pada E PPGBM sebaran prevalensi stunting se Kotim berada di angka 22,6 persen pada tahun 2022. Angka itu turun 0,6 persen dari tahun sebelumnya yang berada di angka 23,2 persen. Meski begitu, Pemkab Kotim tetap berupaya menekan angka stunting.
“Karena pada tahun 2024, target kami, kasus stunting itu hanya 14 persen di wilayah ini. Berbagai upaya kami lakukan,” ujar Halikin.
Upaya untuk mencapai angka target tersebut adalah melakukan optimalisasi anggaran serta pelaksanaan program secara terintegrasi pada perangkat daerah dan lintas sektor, baik secara spesifik maupun sensitif. Memaksimalkan peran serta masyarakat peduli stunting seperti kegiatan pos bunda tanggap stunting dan pos gizi masyarakat.
“Pemaksimalan peran desa melalui anggaran desa untuk pencegahan stunting. Posyandu di tingkat desa haru berjalan dan orangtua yang memiliki anak harus rutin datang untuk memantau tumbuh kembang anak,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post