SAMPIT – Ritual Mamapas Lewu yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di Balai Basarah Jl Sudirman Sampit, Senin 12 Desember 2022 digelar sederhana namun cukup meriah.
Dalam hal ini, Bupati Kotim, H Halikinnor menjanjikan tahun depan ritual tersebut akan diselenggarakan lebih kolosal dengan anggaran lebih besar. Ritual tersebut dimaksudkan untuk membersihkan daerah dari unsur-unsur negatif.
Ritual ini diawali dengan prosesi manganjan (menari sambil mengelilingi hewan kurban), selanjutnya dilakukan dengan menombak sapi atau kerbau sebagai salah satu syarat, dan dilanjutkan dengan melakukan pembersihan sebagian kawasan kota dengan konvoi sambil membawa sesajian tertentu, hingga diselesaikan dengan beberapa ritual lainnya selama beberapa hari.
Bupati Kotim mengungkapkan event tersebut selain sebuah ritual yang kental dengan tradisi lokal, juga sebagai perlambang kerukunan dan toleransi keberagaman di daerah ini.
“Saya sendiri sedikit surprise, para pembaca doanya ada beberapa orang yang mewakili lintas agama yang ada di daerah ini. Kendati sederhana karena kondisi daerah, saya berjanji ritual ini akan kita gelar tahun depan secara lebih besar dengan anggaran yang lebih besar pula,” kata Halikin.
Orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini juga mendaulat sejumlah kepala Dinas dan Instansi Perbankan yang hadir untuk bergotong royong membantu dana untuk menutupi kekurangan anggaran pelaksanaan event itu.
Hasilnya terkumpul sebanyak Rp 25 juta rupiah ditambah lagi bantuan bupati secara pribadi sebesar Rp 5 juta rupiah, sehingga terkumpul dana Rp 30 juta rupiah.
“Kalau menggunakan anggaran APBD sudah terlambat, jadi kita akan lakukan gotong royong, karena dengan kebersamaan semua masalah mudah diselesaikan,” kata Halikin yang disambut tepuk tangan meriah para hadirin.
Bahkan event budaya yang lainpun menurutnya akan digelar lebih besar, mengingat kondisi covid yang cenderung menurun dan juga tidak dianggap membahayakan lagi.
(naf/matakalteng.com)
Discussion about this post