SAMPIT – Saat ini sejumlah perairan di Indonesia diinformasikan mengalami pasang hingga mengakibatkan banjir rob di sejumlah pesisir pantai, bahkan pantai di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) juga turut terdampak. Dan beberapa waktu lalu mengakibatkan rusaknya rumah warga yang berada di pinggir pantai.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara H Asan Sampit mengingatkan, agar warga di pesisir pantai dan bantaran sungai terus waspada atas kemungkinan terjadinya banjir akibat air laut yang pasang, segala aktivitas yang dilakukan di pinggiran pantai diharapkan berhati-hati.
“Fenomena air pasang dapat dipengaruhi oleh adanya fase bulan purnama dan kondisi di mana jarak terdekat bulan ke bumi, sehingga dapat menimbulkan banjir di sejumlah pesisir pantai. Banjir bisa semakin besar tergantung keadaan kondisi daerah,” kata Kepala BMKG Bandar Udara H Asan Sampit, Musuhanaya, Sabtu 11 Juni 2022.
Dijelaskannya, fenomena air pasang terjadi karena naik turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Tiga sumber gaya, yakni laut, matahari, dan bulan saling berinteraksi. Fenomena pasang air laut dapat menyebabkan perubahan kedalaman perairan yang mengakibatkan arus pusaran atau dikenal dengan arus pasang.
”Saat kondisi air pasang yang perlu diwaspadai itu ombaknya yang bisa mencapai 3 meter. Nelayan, diimbau untuk waspada dan sebaiknya menghentikan aktivitas menangkap ikan apabila kondisi ombak sedang tinggi,” ujarnya.
Selain itu, potensi banjir juga kemungkinan terjadi di sekitar pesisir pantai, seperti Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara. Sehingga masyarakat, khususnya di daerah pesisir dan bantaran sungai, perlu waspada kemungkinan terjadi genangan banjir saat kondisi pasang surut air laut.
“Meskipun genangan banjir kemungkinan tak berlangsung lama, apabila disertai hujan deras, dikhawatirkan meninggi,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post