SAMPIT – Panitia turnamen mini soccer Bupati Cup I Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahun 2022 dalam rangka memeriahkan HUT Kotim ke 69 telah terlaksana dengan sukses.
Seperti yang diketahui, event ini bukan merupakan olahraga Prestasi, namun olahraga silaturrahmi, bukan olahraga prestasi dikarenakan event ini hanya diikuti oleh ASN dan tenaga kontrak yang ada di Kotim, yakni bukan turnamen untuk umum sesuai dengan regulasi yang dibuat oleh Panitia penyelenggara.
Ketua Panitia Pelaksana Raihansyah mengatakan, beberapa catatan untuk pemimpin dan pimpinan berkaitan dengan turnamen yang telah dilaksanakan, terutama dari segi filosofi sepak bola bahwa dalam sebuah permainan atau pertandingan pasti ada kalah dan menang.
“Namun di event ini bukan masalah kalah atau menang yang menjadi tujuan akhir, yang terpenting adalah seberapa banyak seorang ASN dan Tekon mendapatkan teman dari seluruh peserta, karena ivent ini hampir diikuti oleh seluruh kecamatan/SOPD yang ada di Kotim karena ini olahraga silaturrahmi,” kata Raihansyah, Jumat 21 Januari 2022.
Dalam sebuah permainan sepam bola ujarnya, tujuan akhir adalah Gol, sehingga yang dibutuhkan adalah kerjasama, kekompakkan tim, bukan permainan individu, begitu juga dalam dunia kerja di Kecamatan/SOPD. Jika ingin pekerjaan yang sudah terprogram selesai dengan baik, diperlukan kerjasama dan kekompakkan dari seluruh ASN dan Tekon yang ada di Kecamatan /SOPD tersebut.
“Pada pertandingan sepakbola, demi menghasilkan sebuah gol, perlu dukungan dari seorang manager, artinya bahwa dalam pengelola SOPD baik di kecamatan maupun Dinas diperlukan dukungan dari seorang pimpinan dalam hal ini camat / kadis,” tegasnya.
Sehingga para staf termotivasi untuk bekerja dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat teralisasi sesuai dengan target yang sudah ditentukan, karena dalam event ini ada peserta yang tidak didukung oleh pimpinannya dan yang berusaha dari awal adalah stafnya saja.
“Karakter pimpinan ini biasanya hanya menerima hasil akhir dari kerja bawahan, dan apabila berhasil dan sukses maka pimpinan tersebutlah yang akan menonjolkan dirinya,” ujarnya.
Lanjut Raihansyah, pada event minisoccer Bupati cup I ini ada beberapa camat dan kepala dinas yang ikut langsung bermain ataupun mengarahkan pada setiap pertandingan walaupun tidak memenangkan pertandingan.
Artinya bahwa pimpinan tersebut ingin stafnya termotivasi dan bersemangat dalam menyelelesaikan sebuah pekerjaan sehingga pimpinan ikut langsung didalam sebuah pekerjaan dimaksud.
“Walaupun terkadang tujuan yang ingin dicapai belum berhasil maksimal, namun seluruh staf merasa senang dan merasa puas karena pimpinannya juga ikut didalamnya, tidak saling menyalahkan dan akan menjadi bahan evaluasi kedepannya,” imbuhnya.
Regulasi atau aturan yang dibuat oleh panitia Minisoccer Bupati Cup I Kecamatan/SOPD diperbolehkan bergabung dengan Kec/SOPD lain untuk memenuhi quota pemain (10 ASN dan 5 Tekon), dan harus mendapatkan persetujuan panitia dan ada beberapa Kecamatan/SOPD yang bergabung menjadi satu tim dalam event ini.
“Artinya bahwa Pimpinan ini tidak percaya diri dan tidak percaya dengan kemampuan stafnya, tidak mau memaksimalkan fungsi stafnya dalam bekerja sehingga demi mencapai keinginannya pimpinan tersebut meminta bantuan orang lain diluar kecamatan/SOPD nya dan stafnya sendiri hanya menjadi penonton bahkan mungkin ada yang kecewa,” jelasnya.
Sebaliknya kata dia, ada pimpinan kecamatan/SOPD yang sudah tahu dari segi kualitas dan kuantitas tidak mencukupi namun pimpinan ini percaya diri dan mau memaksimalkan fungsi stafnya walaupun hasilnya tidak maksimal namun menjadi kebanggaan bagi para stafnya dan termotivasi kedepannya untuk bekerja lebih baik demi mencapai target yang ditentukan.
“Catatan ini hanya sebuah gambaran dalam turnamen minisoccer tipe seorang pemimpin dan sekali lagi ini hanya sebuah catatan,nilai keputusan tentang seorang pemimpin yang baik ada ditangan anda,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post