SAMPIT – Puluhan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menjadi sasaran target penangan stunting oleh pemerintah setempat pada tahun ini. “Tahun kemarin ada 10 desa dan sekarang naik lagi jadi 29,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kotim, Hawianan,belum lama ini.
Dari data tersebut dirinya menilai saat ini masih banyak masyarakat di desa yang mengalami stunting. Dijelaskannya, tentu hal ini perlu perhatian dan penangan segera mungkin. Namun ia mengatakan dalam menanganinya dibutuhkan kerjasama dari semua pihak. “Untuk mengatasi kekurangan gizi akut ini harus melibatkan banyak orang,”katanya.
Salah satu langkah yang dilakukan dalam rangka pencegahan stunting oleh DPMDes Kotim adalah melakukan sosialisai kepada seluruh kepala desa terkait beras baru dengan vitamin tinggi bagus untuk tubuh. Beras itupun rencananya akan disinergikan dengan program di desa, dengan harapan dapat menekan angka kejadian kasus stunting di Kotim ini.
“Beras ini dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Sampit. Dengan jenis beras fortivit, yang merupakan beras bervitamin, beras sehat, diperkaya dengan beberapa mikronutrien sepeni vitamin A, vitamin B1, vitamin 83, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn),”jelas Hawianan.
Roni Hardianto kepala Bulog Sampit menyebut beras ini telah teruji dan telah dikonsumsi di negara lain, hasilnya ada peningkatan signifikan terhadap perbaikan gizi buruk. “Beras bervitamin ini telah dikonsumsi di negara lain dan hasilnya bagus, memang sedikit mahal harganya jika dibandingkan dengan beras lainnya,” sebutnya.
Beras yang penuh dengan kandungan vitamin itu dibandrol dengan harga Rp 17 ribu perkilogramnya, sedangkan untuk beras biasa rata-rata hanya Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu. “Yang membuat mahal itu vitaminnya karena kami import, masyarakat Sampit yang berminat bisa datang langsung ke kantor kami,” tutupnya.
(dev/matakalteng.co.id)
Discussion about this post