SAMPIT – Sudah beberapa tahun terakhir Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengusulkan pembangunan di daerah tersebut. Baik pembangunan jalan untuk mempermudah akses masyarakat setempat, maupun aliran listrik untuk beberapa desa yang belum teraliri listrik.
Plt Camat Mentaya Hulu, Sardinin mengatakan, saat berdiskusi bersama pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sampit, hal itu selalu di suarakan oleh masyarakat dan di usulkan tiap tahunnya oleh kecamatan melalui hasil Musyawaran Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) desa.
“Meski sudah diusulkan, kita tidak bisa memaksa untuk pemerintah langsung mengiyakan. Kita hanya bisa berharap apa yang diusulkan disetujui, untuk selebihnya sudah wewenang dari pemerintah kabupaten,” ujarnya kemarin.
Lanjutnya, setiap tahun anggaran dari pemerintah kabupaten selalu masuk ke Kecamatan Mentaya Hulu untuk pembangunan, namun belum bisa memenuhi seluruh pembangunan yang diharapkan oleh masyarakat. Meski demikian, dirinya mengaku tetap berusaha memaksimalkan pembangunan dengan anggaran yang dikucurkan oleh Pemkab Kotim untuk wilayahnya.
“Kita bisa memaklumi kalau Pemkab masih memaksimalkan pembangunan di Kota Sampit terlebih dahulu, karena disana penduduknya banyak sehingga akan aneh jika desa lebih bagus daripada di kota,” ucapnya.
Dikatakan Sardinin, meski di Mentaya Hulu banyak perusahaan sawit, namun pajak tidak masuk ke desa. Sehingga pandangan orang terkait banyak perusahaan di daerahnya akan membuat pembangunan lebih maju itu tidak sepenuhnya benar.
“Memang akan ada bagi hasil tapi itu tidak besar untuk bisa mencukupi pembangunan di desa,” ujarnya.
Diketahui, ada 9 desa yang belum teraliri listrik. Disebutkan Sardinin dianataranya Desa Santilil, Satiung, Pahirangan, Penda Durian, Tanjung Bantur, Kawan Batu, Baampah, Kapuk, Pantap.
“Dari 15 desa dan satu keluarahan, ada 9 desa itu yang belum teraliri listrik. Dan untuk akses semua desa yang ada di Mentaya Hulu ini semua bisa jalur darat,” tutupnya.
Sementara itu Ketua HMI Cabang Sampit Burhannurohman bersama jajarannya mengatakan, pihaknya sengaja datang berkunjung ke Mentaya Hulu untuk memberikan donasi bagi korban banjir sekaligus mendengarkan suara masyarakat disana terkait pembangunan desa.
“Karena yang saya tahu Mentaya Hulu ini merupakan kecamatan yang sudah tua yang ada di Kotim. Sehingga perlu di dukung untuk pembangunannya,” ujarnya.
Lanjutnya, terlebih lagi melihat kondisi perjalanan menuju Mentaya Hulu yang sangat sulit dilalui. Membuat dirinya bersama dengan jajaran merasa sangat perlu menyuarakan suara rakyat di daerah tersebut.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post