SAMPIT – Sampah merupakan isu utama yang masih marak di kalangan masyarakat. Jumlah penggunaan sampah plastik yang terus meningkat tidak seimbang dengan pemanfaatan dan pengolahannya.
Begitu juga yang terjadi di Kota Sampit, Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng. Salah satu solusi untuk permasalahan sampah.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sampit akan berkerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim untuk mengelola sampah melalui Bank Sampah.
Ketua Umum HMI Cabang Sampit Burhan Nurrohaman mengatakan Bank sampah merupakan salah satu cara pengumpulan sampah secara kolektif untuk mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi dan kebersihan.
“Beberapa waktu lalu sempat heboh di media sosial mengenai sampah yang berserakan dibeberapa tempat, jadi kami sebagai mahasiswa dan pemuda prihatin dan ingin ikut serta membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah tersebut,” ungkap Burhan, Rabu 8 Januari 2020.
Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Sampit ini juga menuturkan, jumlah 80 ton sampah per hari yang dihasilkan dari masyarakat Kotm, jika tidak dikelola dengan baik dan berkelanjutan akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup, atas kepercayaannya untuk bisa berkerja sama mengelola Bank Sampah 3R mulai besok. Kami berharap semua pihak bisa mendukung dan membantu kami untuk bisa menjalankan program Bank Sampah,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotim Drs. Sanggul Lumban Gaol, MT mengakatakan dalam rangka menjadikan Kota Sampit yang bersih perlu dan harus semua steakholder dan masyarakat bekerja sama.
Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup melirik kader muda yang tergabung dalam HMI, untuk berada pada baris terdepan dalam hal pengelolaan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan.
“Diawal tahun 2020 ini, kita kerjasamakan HMI, untuk pengelolaan depo sampah dan bahkan nanti mereka akan kita beri peran untuk menciptakan inovasi pengelolaan sampah sampai tingkat rumah tangga,” paparnya.
Sanggul, berkeyakin akan kemampuan anak muda dan semangat mereka, untuk bisa mewujudkan Kota Sampit bersih pada tahun 2025 dan menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah se Kalteng.
“Oleh karena itu saya selalu menekankan pada konsep dekati, Sayangi dan Kelola harus kita jalankan dalam penanganan sampah dimanapun,” tutupnya.
(raf/matakalteng.com)
Discussion about this post