PALANGKA RAYA – Dalam beberapa bulan terakhir, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng, Ardian Pangestu menyebutkan, bahwa inflasi di Kalteng berhasil terjaga pada posisi yang rendah. Pada bulan Januari 2024, inflasi gabungan di Kalteng mencapai 0,20% (mtm), mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Desember 2023 sebesar 0,30% (mtm). Namun, ada beberapa kelompok yang turut berperan dalam meningkatkan inflasi bulanan di Kalteng.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok yang memiliki andil terbesar dalam inflasi bulanan Kalteng, disebabkan oleh kenaikan harga daging ayam ras dan pakan,” sebutnya, Selasa, 6 Februari 2024.
Kemudian, komoditas bawang merah, bawang putih, dan gula menjadi fokus utama dalam menjaga tingkat inflasi agar tetap terkendali. Ardian juga memperkirakan adanya tekanan inflasi di Kalteng pada bulan Februari 2024 karena faktor dari kenaikan harga yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti distribusi dan demand and supply.
“Bukan hanya faktor perubahan harga, tetapi perubahan cuaca ekstrem dari musim hujan ke musim kemarau juga menjadi tantangan terbaru dalam menjaga inflasi di Kalteng agar tetap tersentralisasi. Hal ini sangat berpengaruh pada produktivitas sector pertanian,” jelasnya.
Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan pemerintah Kalteng dalam mengatasi tantangan inflasi. Salah satunya dengan menjaga produksi komoditas lokal, seperti daging ayam provinsi, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mencegah impor produk yang berdampak pada inflasi.
“Selain itu, upaya hilirisasi beras dapat menjadi faktor penting dalam mengendalikan harga yang menjadi masalah utama factor inflasi,” pungkasnya.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post