PALANGKA Raya – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran didampingi Wakil Gubernur Edy Pratowo dan Sekretaris Daerah Nuyakin menggelar rapat koordinasi (Rakor) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Inflasi dan Ketahanan Pangan, di Aula Jayang Tingang, Kamis 5 Oktober 2023.
Rakor ini merupakan bagian dari peningkatan upaya penanggulangan Karhutla serta pengendalian inflasi dan ketahanan pangan akibat dampak El Nino di wilayah Provinsi Kalteng Tahun 2023.
Terkait dengan Karhutla, Gubernur menyampaikan situasi terkini bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Kalteng, yang meluas mulai 24 September 2023. Hal tersebut disebabkan karena tahun ini terjadi el nino moderat, lebih tinggi dibanding yang terjadi tahun 2019 yaitu el nino lemah.
“Upaya penanganan karhutla harus kita tingkatkan, agar tidak meluas dan asap segera teratasi,” ucap Gubernur.
Dengan pengalaman yang ada selama ini, Gubernur berharap seluruh pihak terkait dan satuan tugas di lapangan dapat bergerak dan mengambil langkah cepat. Dari segi penegakan hukum, Gubernur menaruh harapan agar para pelaku pembakaran dapat dihukum maksimal, Dampak karhutla terhadap kesehatan juga menjadi perhatian Gubernur. Ia minta kabupaten/kota membuat puskesmas keliling dan menetap (di rumah penduduk/ shelter), pembagian obat dan masker.
“Dan jangan lupa posko kesehatan di pos-pos penanggulangan karhutla. Perhatikan makan dan minum mereka yang bekerja keras menanggulangi kebakaran di lapangan. Jangan sampai jauh dari fasilitas Kesehatan agar jika terjadi apa-apa cepat dapat ditangani,” pesan tegas Gubernur.
Sementara itu 5 daerah telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Karhutla, yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Kapuas, Katingan, dan Kota Palangka Raya. “Penetapan status tanggap darurat harus diikuti langkah nyata. Oleh karena itu, saya minta kepada Bupati, Pj Bupati, dan Pj. Wali Kota didukung Forkopimda dan semua elemen di kabupaten/kota, agar memperkuat sinergi dan serius melakukan upaya penanggulangan karhutla,” imbuhnya.
Terkait inflasi, Gubernur menyampaikan apresiasi tinggi kepada para Bupati/Walikota, Bank Indonesia, BPS serta pihak terkait lainnya yang telah berhasil menangani inflasi Kalteng dengan baik. Ia meminta agar upaya mengendalikan inflasi di daerah melalui pasar penyeimbang dan pasar murah terus dilakukan.
“Namun kita tidak boleh lengah, apalagi adanya fenomena El Nino yang mengakibatkan kemarau lebih panjang dan ekstrem saat ini berdampak pada menurunnya produksi padi dan naiknya harga sejumlah komoditas sayuran. Ditambah lagi dengan adanya kenaikan harga BBM dan juga karhutla,” pesan Gubernur.
Selanjutnya terkait Ketahanan Pangan, berulang kali Gubernur mengingatkan agar pemerintah kabupaten/kota menyiapkan anggaran ketahanan pangan guna mempersiapkan diri menghadapi jika sewaktu-waktu terjadi krisis pangan karena iklim dan perang. “Saya pesan pada Bupati/Walikota, pekarangan jangan sampai kosong. Tanami dengan tanaman yang masih bisa ditanam di Kalteng,” ujarnya.
Ia pun meminta para Bupati/Walikota serta Forkopimda agar memperkuat koordinasi baik dengan dinas pertanian setempat maupun Dinas Pertanian Provinsi agar ada penanganan serentak.
Pada akhir arahannya, Gubernur menekankan bahwa saat ini yang diperlukan adalah segera bergerak, bekerjasama bahu-membahu dan bekerja keras dalam upaya mengendalikan karhutla, inflasi, dan ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng H. Nuryakin melaporkan, pengendalian karhutla di Kalteng terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. “Hal ini dapat kita lihat dari indikator, luas karhutla 2023 sampai dengan bulan Agustus 2023 seluas 18 ribu hektar, jauh lebih baik dibanding 2019 yang mencapai 317 ribu hektar, kejadian karhutla 2023 sejauh ini relatif masih terkendali, tidak seperti 2019 yang meluas dan masif termasuk dalam Kota Palangka Raya,” kata Sekda.
Sambung Sekda, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada tahun 2023 di Kota Palangka Raya mencapai level Berbahaya pada tanggal 4 Oktober 2023, sedangkan 2019 mulai level berbahaya pada bulan Agustus 2019, bahkan jika dibandingkan dampak asap yang terjadi di Provinsi Kalbar dan Provinsi Kalsel, Provinsi Kalteng juga masih lebih baik.
“Pemerintah Kabupaten/kota yang telah menetapkan status tanggap darurat bencana karhutla sebanyak satu kota dan empat kabupaten. Dengan adanya penetapan status tanggap darurat ini diharapkan upaya penanggulangan karhutla dapat tuntas memadamkan kebakaran yang terjadi,” jelasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post