PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko menyampaikan sesuai hasil paparan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Indeks Perkembangan Harga M4 September 2023 secara nasional, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH naik 2% dari minggu sebelumnya, dan sebagian besar kenaikan terjadi di wilayah Sumatera.
Komoditas yang mempengaruhi perubahan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sampai dengan M4 September 2023 yang mengalami kenaikan, antara lain beras, gula pasir, cabe merah, daging ayam ras, minyak goreng.
“Kita beruntung karena Kalteng mengalami inflasinya terendah yaitu 0,11% di Kota Palangka Raya dan Sampit, namun tetap harus diwaspadai yaitu untuk komoditas beras dan gula pasir, serta gas LPG, terutama di daerah seperti di Desa Bangkuang harga LPG cukup tinggi,” sebutnya, Kamis 5 Oktober 2023.
Ia menambahkan walaupun pemerintah daerah telah melakukan operasi pasar, harga beras tetap mengalami kenaikan. Hal ini perlu di evaluasi lagi dan mencari solusi untuk mengatasinya.
“Misalnya dengan menambah stok beras dari pusat, mengadakan pasar murah maupun beras bersubsidi lagi. Kalteng memiliki jatah beras di Bulog 11,66 ribu ton, diharapkan bisa terus menurunkan harganya pada tingkat pengecer,” tandasnya.
Bulog Kalteng menginfokan bahwa keadaan harga beras akhir-akhir ini mulai mengalami kenaikan. Kenaikan ini dampak dari El-nino dan kekeringan sehingga sebagian wilayah ada yang tidak menanam dan hasil panennya berkurang, sedangkan permintaan di pasar masih tetap tinggi, sehingga mengakibatkan harga bergejolak.
Sebelumnya pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 bersama Menteri Dalam Negeri RI belum lama ini, Irjen Kemendagri Tomsi Tohir mengatakan komoditas yang mempengaruhi perubahan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sampai dengan M4 September 2023 antara lain beras, gula pasir, cabe merah, daging ayam ras, minyak goreng mengalami kenaikan.
“Secara nasional, tingkat inflasi bulan September 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Agustus 2023 yaitu 0,19%, namun tekanan inflasi tahunan mengalami penurunan yang signifikan,” ucap Irjen Kemendagri.
Dari 297 kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami kenaikan harga beras, terdapat 178 Kabupaten/Kota mengalami kenaikan yang cukup signifikan terhadap kenaikan IPH di Kabupaten/Kota dengan kenaikan tertinggi.
“Sebagai bahan masukan kepada seluruh kepala daerah, operasi pasar masih belum berdampak, tolong hal ini dievaluasi dimana letak permasalahannya. Harga di 297 Kabupaten/Kota atau 60% dari wilayah Indonesia tetap naik dari minggu ke minggu. Apa yang menjadi penyebabnya, apakah volumenya atau penyebarannya sehingga belum berdampak,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post