PALANGKA RAYA – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Taufik Saleh mengungkapkan, beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selama tahun 2024.
Beberapa faktor tersebut antara lain, El nino serta pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada tahun tersebut. Taufik mengatakan tahun politik pada 2024 mendatang akan memberi dampak pada perekonomian Kalteng, baik yang buruk maupun positif bagi perekonomian secara nasional dan daerah.
“Pengaruh pertama pemilu 2024, yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalteng sebagai akibat dari tingginya aktivitas ekonomi di kalangan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya belanja masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan tahun politik. Ekonomi kita akan bergerak dan bertumbuh, daya beli masyarakat juga meningkat,” sebutnya, Jumat, 25 Agustus 2023.
Tidak hanya itu, Taufik juga mengungkapkan, bahwa berdasarkan prediksi Kalteng akan dilanda El Nino. Di mana El Nino menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan saat ini masih berlangsung akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalteng.
“Bila kemarau berlangsung lama perlu diwaspadai dampaknya, salah sabtunya kemarau panjang yang akan mengakibatkan kekeringan. Hal ini tentunya akan berdampak pada inflasi, khususnya komoditas pangan,” ujarnya.
Di sisi lainnya, meningkatnya inflasi juga perlu diantisipasi, dengan berbagai langkah strategis oleh berbagai pihak secara bersama menghadapinya seperti selama ini telah dilakukan.
Terkait inflasi di Kalteng saat ini karena dilakukan berbagai upaya agar inflasi masih bisa dikendalikan, sehingga berada di bawah angka inflasi nasional.
Dalam sinergi BI menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi, tanggal 24-25 Juni 2023 melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%.
Beberapa tujuan Keputusan ini yaitu untuk memastikan inflasi terkendali di angka sasaran sekitar 3,0% tahun 2023 dan kisaran 2,5% tahun 2024; Menguatkan nilai rupiah untuk menjaga inflasi barang impor dari ketidakpastian pasar keuangan global; Mendorong kredit/pembiayaan hilirisasi, perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif dan hijau melalui KLM (Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial) bagi perbankan dimulai 1 Oktober 2023; serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran melalui Qris.
Dijelaskan lebih spesifik oleh Kepala BI Kalteng Taufik Saleh, kebijakan BI7DRR merupakan suku bunga kebijakan yang berlaku sejak 19 Agustus 2016 menggantikan BI Rate, suku bunga kebijakan yang ditetapkan BI menjadi acuan menjadi tumpuan berbagai produk pinjaman perbankan dan lembaga keuangan.
“Suku bunga acuan akan berpengaruh di tengah masyarakat. Jika suku bunga meningkat, masyarakat akan berminat menyimpan uang di Bank dan keinginan untuk kredit akan menurun. Dampak dari meningkatnya penyimpanan uang di bank dan menurunnya kredit akan membuat peredaran jumlah yang menjadi menurun. Ketika peredaran jumlah uang menurun maka permintaan barang dan jasa juga menurun sehingga menurunkan harga barang dan jasa,” tutupnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post