PALANGKA RAYA – Anak muda sampai orang tua rela bercebut ke kolam lumpur sambil mencari ikan dalam perlombaan Mangaruhi di UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah. Para peserta dan penonton sangat antusias menyemangati peserta dari masing-masing kontingen
Para peserta beradu ketangkasan untuk mendapatkan ikan di Kolam berukuaran sekitar 4X5 meter tersebut. Setiap peserta menggantungkan ikan yang mereka dapat.
“Lomba Mangaruhi bagian dari upaya untuk mempertahankan budaya atau tradisi masyarakat dayak dalam memanfaatkan sumber dayak alam terutama ikan,” kata
Koordinator lomba Mangaruhi, Hasanudin, Sabtu 21 Mei 2022.
Dijelaskan Hasanudin, fertival budaya Mangaruhi memberikan pesan kepada anak cucu sebagai generasi penerus, bagaimana memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusak lingkungan.
“Budaya Mangaruhi ini bener-bener tradisional tidak menggunakan kimia beracun atau penyetruman. Itulah sejak dulu yang dipertahankan oleh masyarakat dayak,” tambah Hasanudin
Seperti diketahui, Mangaruhi bagi Suku Dayak adalah sebuah tradisi budaya secara turun temurun selalu dilakukan dan identik dengan menangkap ikan menggunakan tangan kosong. Budaya tersebut dilakukan manakala dilingkungan masyarakat ada kegiatan tradisi budaya atau ritual maupun kegiatan masyarakat dalam beragam kegiatan seni dan budaya.
(ya/matakalteng.com)
Discussion about this post