NANGA BULIK – Sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Lamandau terpaksa harus kembali menunda Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan dialihkan ke pembelajaran secara daring, hal itu dikarenakan kondisi lingkungan sekolah yang terendam banjir akibat meluapnya sungai karena intensitas hujan yang cukup tinggi di hampir seluruh wilayah di Lamandau dalam seminggu terakhir.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lamandau, Abdul Kohar menyampaikan, pihaknya terus mengupdate informasi terkait jumlah dan kondisi sekolah yang terdampak banjir di semua daerah di Kabupaten Lamandau.
“Informasi sementara air yang sudah masuk ke ruangan sekolah baru SDN Nanga Bulik 1 dan 5, yang lainnya hanya akses jalan ke sekolah, tetapi kita terus mengupdate informasi berdasarkan laporan dari kepala sekolah masing-masing,” ungkap Kohar, Senin 6 September 2021.
Terkait hal itu, Disdikbud Lamandau mengambil langkah untuk sekolah yang terendam banjir agar kegiatan pembelajaran dikembalikan ke sistem daring.
“Sebagian bangunan sekolah sudah ditinggikan, karena memang ada program itu, namun belum semuanya makanya masih ada yang terendam air hingga ke ruangan kelas. Untuk itu kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut dioptimalkan sementara kembali ke daring,” jelasnya.
Abdul Kohar meminta kepada seluruh pegawai sekolah yang terdampak banjir agar selalu waspada dan memprioritaskan keselamatan anak didik dan juga sarana prasarana sekolah.
“Mengantisipasi banjir yang ada kemungkinan akan meningkat mengingat curah hujan masih tinggi, keselamatan warga dan dokumen diutamakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SDN Nanga Bulik 1, Yuliana mengatakan, banjir sudah menggenangi sejumlah ruangan kelas di sekolahnya.
“Iya benar, air sudah masuk ke ruang kelas 1, 2, 3 dan perpustakaan, namun buku-buku dan dokumen sudah berhasil diselamatkan. Untuk kelas 4, 5 dan 6 memang sudah ditinggikan makanya saat ini aman dari banjir, rencananya tahun depan bangunan lain yang masih rendah juga akan ditinggikan, karena SDN Nanga Bulik 1 ini memang kerap terendam air saat terjadi banjir,” ujarnya.
Sekolah lain yang juga terdampak banjir cukup parah adalah MIN 1 Lamandau yang ada di jalan Batu Batanggui Kelurahan Nanga Bulik. Kepala Kantor Kemenag Lamandau, Hamim, melalui Kepala Sekolah MIN 1 Lamandau, Suriati menyebutkan bahwa banjir kali ini telah merendam 7 ruang kelas dengan ketinggian air kurang lebih 50 cm.
“Sampai saat ini kondisi banjir merendam 7 ruang kelas yang tidak dapat difungsikan karena sarana prasarana seperti meja kursi semua terendam,” ungkapnya.
Berbeda dengan SDN Nanga Bulik 1 yang mengembalikan semua kelas ke pembelajaran daring, Suriati menjelaskan bahwa pihaknya tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka karena masih ada ruang kelas yang bisa digunakan.
“Pembelajaran untuk saat ini tetap pembelajaran tatap muka karena masih ada ruangan yang masih aman utk Proses Belajar Mengajar (PBM),” sebutnya.
Adanya bencana banjir yang mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah ini, Suriati mengimbau kepada anak didik untuk bersabar dan tetap semangat belajar.
“Kepada anak didik kami berpesan jaga kesehatan, tetap semangat dalam belajar, patuhi protokol kesehatan.
Semoga banjir cepat surut agar pembelajaran tatap muka kembali kondusif seperti semula,” harapnya.
(Btg/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post