SAMPIT – Pembenahan drainase yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang ditujukan agar tidak terjadi banjir, ternyata tidak berfungsi sesuai yang diharapkan. Pasalnya sejumlah drainase yang sudah selesai dibangun itu tidak mampu menampung air dari derasnya hujan, hingga banjir tetap terjadi.
Seperti yang dikeluhkan oleh warga Kelurahan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Komplek Papabri Jl. Suli Jalur 2 Sampit yang disampaikan kepada Anggota Komisi IV DPRD Kotim, M.Kurniawan Anwar, Selasa 4 Agustus 2020.
Drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan menimbulkan persoalan baru, selain banjir juga menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi bahkan parahnya bisa membuat kesejahteraan masyarakat akan sulit dicapai.
“Warga Kelurahan MB Hulu mengeluhkan persoalan banjir yang terjadi akibat drainase tidak mampu menampung debit air yang tinggi, sehingga meluap ke permukaan badan jalan hingga sampai masuk ke permukiman warga,” kata Kurniawan, Selasa 4 Agustus 2020.
Dari banjir itu, kegiatan warga sekitar menjadi terganggu. Laju pembangunan infrastruktur dan semakin minimnya kawasan serapan air serta buruknya drainase disinyalir menjadi penyebab utama banjir di daerah tersebut.
“Setiap hujan turun, genangan air kadang hingga lutut kaki orang dewasa, sehingga banyak warga yang mengeluhkan persoalan ini, karena mengganggu aktivitas warga,” ujarnya.
Lanjutnya, ia berharap perbaikan drainase segera dilakukan oleh pemerintah kelurahan selain karena dibutuhkan namun juga dinilai urgen.
“Keinginan warga sebenarnya hanya minta perbaikan drainase yang sudah ada karena kemampuan kapasitas daya tampung airnya tidak lagi mampu menahan genangan air ketika intensitas hujan tinggi,” jelasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post