SAMPIT – Orang tua korban serta pelaku pengeroyokan yang terjadi di salah satu SMP di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sudah menandatangani surat perjanjian damai yang sebelumnya dimediasi oleh pihak sekolah, usai terjadinya tindak kekerasan tersebut.
“Pihak sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, Staf dan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) SMP setempat, serta juga orang tua/Wali Peserta Didik korban dan pelaku telah melakukan Rapat tindak lanjut terhadap peristiwa tersebut dan telah mengambil kesepakatan bersama,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kotim, M Irfansyah, Jumat, 1 Maret 2024.
Dijelaskannya, isi kesepakatan tersebut memuat tiga hal. Yang pertama, permasalahan ini telah diselesaikan secara damai dan kekeluargaan. Kedua, pihak korban telah sepakat untuk memaafkan dan tidak menuntut masalah ini secara berkelanjutan.
“Ketiga, pihak korban telah sepakat menyerahkan tindak lanjut masalah ini kepihak sekolah,” bebernya.
Diketahui juga, dalam pertemuan itu kedua belah pihak berjanji untuk menghapus video yang telah beredar dan sepakat tidak menyebarluaskan video tersebut kembali.
“Kejadian itu terjadi pada hari Senin tanggal 26 Februari 2024 pukul 13.50 WIB, terjadi pemukulan oleh 4 orang siswa SMP di Sampit, terhadap kakak dari salah seorang peserta didik di sekolah itu saat menjemput adiknya,” ujarnya.
Pemukulan tersebut terjadi disebabkan karena salah paham antara salah seorang siswa (pelaku,red) terhadap wali murid (korban,red) yang masuk ke dalam lingkungan sekolah dengan menggunakan helm dan dalam keadaan kaca yang ditutup.
Karena merasa ada orang asing masuk kedalam lingkungan sekolah dan terlihat mencurigakan, siswa tersebut bertanya siapa namun tidak mendapatkan jawaban.
Korban merasa cara bertanya pelaku tidak sopan sehingga membuka helm dan melontarkan kalimat “kamu tidak punya adat”. Akhirnya pelaku tersulut emosi dan langsung memukul korban dan terjadilah perkelahian.
Melihat kejadian itu, tiga orang teman lainnya dari pelaku ikut mengeroyok korban tanpa tahu penyebab perkelahian itu sebelumnya.
Atas kejadian tersebut kepala sekolah setempat, menghubungi semua orang tua siswa yang terlibat untuk datang ke sekolah pada hari Selasa tanggal 27 februari 2024, untuk membicarakan dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post