SAMPIT – Sejak 2017 hingga sekarang ini, sejumlah mahasiswa di STKIP Muhammadiyah Sampit selalu berhasil menjadi perwakilan satu-satunya Kalimantan Tengah (Kalteng) yang lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Setelah pada tahun 2018 lalu berhasil menyabet medali emas dan perunggu, mahasiswa di kampus hijau ini terus menorehkan prestasi di kancah nasional, dan tahun ini kembali meloloskan satu tim yang beranggotakan lima orang mahasiswa dalam Pimnas 2021.
Ketua dalam tim mahasiswa ini Dwi Maulina Permata Sari mengatakan, pihaknya mengangkat tema Bare ketawan, Sampai ketawan: pendidikan keaksaraan dengan pemanfaatan bahasa daerah bagi masyarakat buta aksara di Kecamatan Baamang. “Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sejak 2020 hingga sekarang ini, perlombaan dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau online. Sebelum ada pandemi Covid-19, kami langsung berangkat ke lokasi perlombaan di mulai dari monitoring di Banjarmasin hingga ke Surabaya dan Jakarta,” kata Dwi yang juga peserta Pimnas sejak 2018 lalu, Kamis 30 September 2021.
Lanjutnya, masyarakat setempat sangat antusias menyambut kegiatan ini. Bahkan ada salah seorang peserta pendidikan yang tunawicara turut berpartisipasi dalam belajar membaca. “Kegiatan ini dilakulan setiap satu minggu sekali pada hari Jum’at pukul 13.00 WIB. Dimana kegiatan ini langsung dijalankan oleh mahasiswa sendiri bersama dosen pembimbing dan didukung oleh pihak Pemerintah Desa, Kelurahan serta Kecamatan setempat,” jelasnya.
Menurutnya, pihaknya sangat bersyukur kegiatan ini sangat didukung dan disambut hangat terutama oleh pihak Kecamatan Baamang, bahkan pada pembukaan kegiatan ini pun dihadiri dan dibuka langsung oleh perwakilan kecamatan serta dihadiri stakeholder kampus, RT dan RW setempat serta pengelola sanggar yang tempatnya dijadikan tempat pelatihan. “Bahkan pemerintah setempat berharap melalui kegiatan ini semoga bisa menjadi solusi untuk masyarakat yang masih belum bisa membaca serta menulis. Sehingga kegiatan kami pun bisa berjalan dengan lancar, yang mana saat ini masih bulan pertama kegiatan,” imbuhnya.
Sementara itu diketahui, kegiatan ini tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dengan ketat. Dimana mahasiswa tidak hanya memberikan pelatihan keaksaraan, namun juga turut mensosialisasikan penerapan Prokes agar terhindar dari Covid-19 serta membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebarannya. “Alhamdulillah masyarakat serta peserta pendidiknya pun tertib menerapkan Prokes, semoga dengan ini kami juga dapat membantu upaya pemerintah agar pandemi ini cepat berakhir,” pungkasnya.
Pimnas merupakan kegiatan puncak pertemuan nasional yang merupakan kreativitas dan penalaran ilmiah yang terjadwal secara akademik oleh perguruan tinggi dalam meningkatkan budaya kompetisi dan unjuk prestasi di kalangan mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kesepakatan pimpinan perguruan tinggi yang disetujui oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (D/h Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat).
STKIP Muhammadiyah Sampit berhasil lolos Pimnas dengan mengalahkan ribuan perguruan tinggi dan kampus negeri lainnya yang ada di Kalteng, sehingga menjadi kebanggan sendiri khususnya bagi Kotim karena mahasiswanya dapat membuktikan tidak peduli dimana tempat kuliahnya, namun bagaimana cara mengembangkan potensinya sehingga bisa bersaing bahkan dengan kampus-kampus ternama di Indonesia.
PIMNAS dilaksanakan setiap tahun secara terprogram dengan melibatkan perguruan tinggi negeri/swasta di seluruh tanah air. Besarnya jumlah peserta serta banyaknya kegiatan yang dilaksanakan dalam PIMNAS memerlukan perencanaan dan pengelolaan secara cermat, karena itu diperlukan suatu panduan untuk pelaksanaan kegiatan yang dimaksud.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post