SAMPIT – Antusias masyarakat mulai berkurang saat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan reses. Hal ini dikarenakan banyaknya usulan masyarakat yang tidak kunjung terwujud.
“Semua usulan masyarakat belum ada yang terealisasikan. Ada kepala desa yang sudah berkali-kali mengusulkan menggunakan proposal perbaikan pembangunan namun tidak kunjung terealisasi. Sehingga kepala desa berkeinginan agar aset Pemkab dijadikan aset desa, agar pihak desa yang merawat dan merenovasinya,” kata Badriansyah, Selasa, 15 Juni 2021.
Bukan tanpa sebab, ini terjadi dikarenakan adanya refocusing anggaran. Pada awalnya, semua usulan masyarakat yang berkaitan dengan pembangunan bisa terakomodir dengn menggunakan dana pokok pikiran (pokir).
Reses bertujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat secara berkala, guna meningkatkan kinerja dan peran DPRD serta menindaklanjuti aspirasi usulan masyarakat guna memberikan tanggung jawab moral dan politis sebagai bentuk tanggung jawab telah dipilihnya oleh masyarakat menduduki jabatan di pemerintahan.
“Saya sendiri sangat sedih dan saya sudah merasa gagal sebagai anggota DPRD Kotim lantaran usulan masyarakat yang sudah masuk dan sebelumnya sudah dianggarkan di dinas terkait semuanya habis terkena refocusing. Hal ini sudah kami sampaikan kepada masyarakat saat reses di Dapil III,” ujarnya.
Ada 4 kecamatan, 32 desa dan 2 kelurahan yang dikunjungi saat reses. Beberapa waktu lalu ada 6 desa yang dikunjungi namun antusias masyarakat sudah tidak ada lagi, padahal kepala desa sudah mengirim undangan akan ada reses anggota DPRD.
“Bulan lalu kami melakukan kunjungan ke Kobar, dan mereka mengatakan pokir DPRD aman 100 persen. Sedangkan kami disini pokirnya hilang 100 persen. Pemkab Kotim seharusnya bisa mencontoh hal ini, agar kedepannya bisa lebih baik lagi,” tutur Badriansyah.
(dia/matakalteng.co.id)
Discussion about this post