PALANGKA RAYA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Ferry Khaidir melaksanakan reses perseorangan di Desa Persil Raya, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan.
Dalam reses tersebut, dirinya disambut langsung oleh Camat Seruyan Hilir, Kepala Desa (Kades) Persil Raya, BPD dan sejumlah masyarakat yang ada di desa setempat.
“Ini merupakan salah satu rangkaian reses perseorangan yang saya laksanakan di daerah pemilihan (dapil) Kalteng II wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan, masa persidangan II tahun 2022,” katanya, Sabtu 13 Agustus 2022.
Reses yang dirinya laksanakan tersebut bertujuan untuk menyerap aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat di dapil Kalteng II. “Dan ini adalah pertama kalinya saya reses di Desa Persil Raya. Dan alhamdulillah masyarakat sangat antusias,” ujarnya.
Dijelaskannya, ada beberapa aspirasi prioritas yang disampaikan oleh kades dan sejumlah masyarakat yang ada di desa setempat. Salah satunya adalah terkait rumah ibadah.
Masyarakat di Desa Persil Raya mengusulkan pemindahan lokasi masjid yang ada di desa mereka. Hal ini dikarenakan salah satu masjid yang ada di desa tersebut sangat memprihatinkan dari segi akses jalan. “Letak masjid itu di dekat Sungai Seruyan, jadi salah satu ruas jalannya itu sudah ambruk akibat arus sungai,” ujarnya.
Dan jika hal itu tidak segera diatasi, maka rumah ibadah tersebut terancam akan jatuh ke air. Maka dari itu, masyarakat di desa setempat mengusulkan untuk memindahkan bangunan masjid tersebut ke wilayah Sungai Mitak.
“Menurut informasi dari pak kades, bahkan lokasinya sudah ada dan tanahnya sudah siap yang dihibahkan oleh salah satu masyarakat desa setempat dengan ukuran 25×25 meter. Mereka mengusulkan agar masjid yang ada itu dipindahkan, dan dibangunkan baru di lokasi yang sudah disiapkan,” tambahnya.
Selain itu, masyarakat juga menyampaikan aspirasi pada sektor pertanian. Tidak heran, karena Desa Persil Raya sendiri merupakan daerah yang sangat berpotensi dari sektor pertaniannya. Tidak tanggung-tanggung, jumlah luasan lahan pertanian produktif yang hingga kini masih terkelola di desa setempat sebanyak kurang lebih 1.700 hektare.
“Untuk pertanian, mereka mengusulkan untuk pengadaan mesin panen. Karena apabila sudah memasuki musim panen, kadang masyarakat itu harus menunggu giliran yang cukup lama untuk memanen lahannya,” imbuhnya.
Selain itu, mereka juga mengusulkan peningkatan ruas jalan dan jembatan produksi pertanian, distribusi pemasaran hasil panen sampai dengan masalah sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.
(ald/matakalteng.com)
Discussion about this post