PALANGKA RAYA – Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki titik rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mengantisipasi terjadinya hal itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalteng mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran dan mengubah perilaku.
Ketua Komisi III DPRD Kalteng, Duwel Rawing mengatakan, mencegah karhutla dapat dilakukan menggunakan teknologi pertanian menetap. Menurutnya teknologi tersebut cenderung tidak membakar lahan, sehingga metode ini dapat mulai diperkenalkan kepada petani di Kalteng.
“Sejak zaman dahulu, masyarakat Kalteng telah menerapkan pola ladang berpindah, dikarenakan lahan yang luas membuat mereka membersihkannya dengan cara membakar, karena dinilai menghemat tenaga, waktu dan biaya. Sudah saatnya para peladang mencoba teknologi pertanian menetap, karena di situ cenderung tidak melakukan pembakaran lahan,” jelas Politisi fraksi PDI Perjuangan ini, Senin, 26 Juni 2021.
Dilanjutkan, merubah perilaku dan cara berpikir masyarakat bukanlah perkara mudah. Meskipun demikian, Duwel berharap agar generasi penerus dapat mulai mempelajari dan menerapkan metode pertanian menetap ini. Hal ini dimaksudkan agar kedepannya tidak perlu lagi membakar untuk membuka lahan, sehingga mengurangi potensi karhutla.
“Selain itu, usaha pencegahan dan pengawasan harus lebih dimaksimalkan oleh pemerintah sebagai kunci pengendalian karhutla. Upaya antisipasi melalui sosialisasi dan keterlibatan masyarakat harus betul-betul konkret dilakukan,” imbuh Duwel.
Dalam hal ini, masyarakat harus diberi pemahaman bagaimana upaya mencegah api itu semakin membesar dan meluas. Menurutnya kalau masyarakat hanya dilibatkan di saat pemadaman api saja, maka itu tidak akan menyelesaikan masalah.
(liv/hab/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=53211 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post