KUALA KURUN – Intensitas hujan yang tinggi di Kecamatan Miri Manasa, Kabupaten Gunung Mas (Gumas) mengakibatkan dua jembatan penghubung, yakni Sei Uhat dan Sei Unyang ambruk. Akibatnya, akses transportasi dari dan menuju kecamatan menjadi terputus.
”Kondisi dua jembatan yang terbuat dari kayu tersebut sudah memprihatinkan. Perbaikan sementara bisa membangun jembatan darurat dulu, menggunakan dana swadaya atau dana kecamatan,” ucap DPRD Kabupaten Gumas Untung Jaya Bangas, Selasa, 28 April 2020.
Sejauh ini, perbaikan yang menggunakan anggaran dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tidak bisa dilakukan, karena perbaikan jembatan itu sudah masuk dalam proyek multiyears tahun 2020, dengan anggaran mencapai Rp 80 miliar, untuk ruas jalan dan jembatan dari Kahayan Hulu Utara (Kahut) menuju Miri Manasa.
”Bisa dibuatkan jembatan darurat dulu, sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat, sembari menunggu pelaksanaan proyek multiyears itu,” tegas Politikus Partai Demokrat ini.
Legislator dari daerah pemilihan (dapil) III mencakup Kecamatan Tewah, Kahut, Damang Batu, dan Miri Manasa ini mengatakan, mengenai progres proyek multiyears tersebut, saat ini sudah sampai tahap pembahasan Memorandum of Understanding (MoU) antara DPRD dengan Pemkab Gumas.
”Kami juga sudah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPU secara online untuk mempercepat proses lelang proyek multiyears ini. Akan tetapi, proses lelangnya terlambat karena adanya refocusing atau rasionalisasi APBD tahun 2020,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Miri Manasa Jhonson Ahmad mengakui, dua jembatan yang ambruk sejak Sabtu (25/4) tersebut, berada di ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Tumbang Lapan ke Kelurahan Tumbang Napoi, yang dibangun pada tahun 2016 menggunakan APBD Kabupaten Gumas.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post