BUNTOK – Untuk tahun 2021 ini anggaran BPJS bagi masyarakat miskin sebesar Rp 8 Milyar. Anggaran itu, berdasarkan kesepakatan antara Legislatif dan Eksekutif Barsel di tahun 2020 lalu.
“Dengan telah dipatoknya anggaran BPJS untuk tahun 2021 ini, kita minta eksekutif untuk melakukan pendataan ulang, agar data yang didapat benar-benar data terbaru (update),” kata Ketua DPRD Barsel Ir. HM. Farid Yusran MM, Selasa 2 Februari 2021.
Farid Yusran mengatakan, dengan nilai Rp 8 Milyar itu, diharapkan masyarakat yang menjadi peserta BPJS memang benar-benar masuk dalam kategori warga miskin dan warga sangat miskin.
“Sebab dari data peserta BPJS tahun sebelumnya, banyak sekali yang tidak sesuai atau tidak termasuk warga miskin atau warga sangat miskin. Artinya ada masyarakat yang menjadi peserta BPJS yang dibayarkan oleh daerah, yakni warga yang mampu,”terangnya panjang lebar.
Guna menghindari terjadinya tumpang tindih dan salah sasaran, kata Ketua DPC PDIP Barsel itu, pemerintah harus melakukan pendataan ulang terhadap warga penerima bantuan BPJS Kesehatan.
“Kalau warga miskin dan sangat miskin ini tidak didata, maka akan terjadi bias datanya, yang orang tidak miskin jadi dapat juga. Padahal, bantuannya untuk warga miskin,” kata Farid Yusran lagi.
Dijelaskan orang nomor satu di lembaga Legislatif Barsel itu, sebelumnya Dinas Kesehatan Barsel mengusulkan agar di tahun 2021 anggaran bagi BPJS bisa naik sebesar Rp 12,5 Milyar. “Atau bertambah Rp 4,5 Milyar dari tahun 2020. Namun usulan itu tidak disetujui,” kata Farid.
Tidak disetujuinya kenaikan anggaran BPJS tahun 2021 itu, lanjut Farid, disebabkan anggaran BPJS di tahun 202o masih tersisa sebesar Rp 3 Milyar, artinya belum habis digunakan,” kata dia.
Walaupun ada kenaikan tarif pembayaran kepesertaan BPJS di tahun 2021, namun biaya yang ditanggung oleh Pemkab Barsel sendiri masih berada di angka Rp25.500 per peserta, sisanya adalah ditanggung oleh pemerintah pusat.
“Pokoknya kita minta data Update bagi peserta BPJS di tahun 2021. Dan jangan sampai data yang kami terima, data lama, seperti data di tahun 2020, ternyata data copy faste di tahun 2015,” tegas wakil rakyat dapil I Barsel itu.
(co/matakalteng.com)
Discussion about this post