SAMPIT – Wisata susur Sungai Mentaya yang akhir-akhir ini menjadi pilihan warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), ternyata sangat berdampak terhadap motoris kelotok. Karena menambah berkah penghasilan mereka.
Bahkan dengan meningkatnya peminat wisata susur sungai tersebut membuat penghasilan mereka bertambah daripada hanya melayani penyeberangan Sampit-Kecamatan Seranau.
“Alhamdulilah, wisata susur sungai ini menjadi wadah penghasilan baru bagi kami. Karena keuntungan yang kami dapat sangat meningkat tajam dari hanya melayani penyeberangan masyarakat,” ujar Agus Sarbani, salah satu motoris kelotok yang melayani wisata susur sungai tersebut, Minggu 26 Juli 2020.
Dirinya mengatakan, pada saat melayani penyebrangan, hasil yang didapat terkadang hanya cukup untuk menggantikan bahan bakar mesin kelotok saja. Karena tarif 1 orang penumpang hanya Rp5 ribu dan dalam sehari terkadang hanya beberapa orang saja.
Lanjutnya, saat susur sungai ini booming di kalangan masyarakat Sampit. Pendapatan mereka meningkat drastis. Bahkan dalam sehari bisa mencapai Rp150 ribu hingga Rp300 ribu. Pendapatan tersebut biasanya didapat pada saat akhir pekan yakni hari Sabtu dan Minggu.
“Kalau satu kali keberangkatan untuk wiata susur sungai ini biasanya Rp150 ribu. Dan paling banyak kalau di akhir pekan kami bisa melayani 2 kali keberangkatan,” kata Agus.
Disebutkannya, untuk tarif susur sungai bervariasi. Tergantung jarak yang hendak ditempuh oleh wisatawan. Misalnya untuk tujuan ke depan Bandara H Asan Sampit hingga balik lagi ke Dermaga Habaring Hurung, tarifnya Rp150 ribu.
Sedangkan jika tidak sampai ke lokasi tersebut, maka taripnya bisa Rp100 ribu. Hal itu juga berlaku jika tujuan wisatanya ke wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
“Kami tergantung permintaan wisatawan. Namun tarif tersebut ambang batasnya yakni Rp150 ribu. Bisa kurang namun tidak bisa lebih. Karena sudah kesepakatan kami motoris kelotok,” demikiannya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post