PALANGKA RAYA – Beredar pemberitaan tentang meninggalnya seorang bayi usai dilakukan operasi di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Untuk itu, pihak rumah sakit angkat bicara melalui Wakil Direktur bagian Pelayanan Medik dan Keperawatan, dr Devi Novianti Santoso, didampingi Kepala Bidang Hukum dan Humas RSUD dr Doris Sylvanus, Hairil Anwar.
dr Devi Novianti Santoso menegaskan, bahwa rumah sakit selalu mengedepankan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan dilakukan secara semaksimal. Tidak ada diagnosa asal-asalan yang diberikan kepada pasien tersebut.
“Benar adanya laporan tentang seorang bayi yang meninggal dunia pasca operasi di RSUD dr Doris Sylvanus yang merupakan pasien rujukan dari salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Palangka Raya,” sebutnya, kepada awak media, Jumat, 2 Februari 2024.
Menurutnya, setibanya pasien di RSUD dr Doris Sylvanus, pihak rumah sakit melakukan observasi terlebih dahulu untuk diagnosa tahap awal terhadap penyakit yang diidap oleh pasien tersebut sudah berlangsung selama 3 hari. Lalu, rumah sakit mencoba memberikan pelayanan yang terbaik dan mengusahakan semaksimal mungkin agar pasien bisa sembuh.
“Kalau tidak salah pasien ini masuk pada tanggal 11 Januari 2024, pihak kita mencoba mendalami terhadap penyakit yang di idap pasien tersebut selama 3 hari,” tuturnya.
Pihak rumah sakit lalu menyarankan dilakukannya operasi terhadap pasien dengan atas persetujuan dari pihak keluarga serta orang tua pasien, dan diberikan surat perjanjian serta surat persetujuan sebelum dilakukan tindakan operasi tersebut.
“Sebelum dilakukan operasi terhadap pasien, dengan atas persetujuan dari pihak keluarga serta orang tua pasien, dengan menyertakan surat perjanjian yang di tanda tangani oleh orang tua dilakukanlah tindakan operasi,” jelasnya.
Terkait tudingan adanya perbedaan diagnosa sebelum dan sesudah operasi, menurut dr. Devi Novianti Santoso, perbedaan diagnosa sebelum dan sesudah operasi bukanlah hal yang aneh dalam dunia medis. Pihak rumah sakit telah melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih dalam seusai dilakukan tindakan operasi untuk mencari tahu lebih jauh tentang kondisi pasien tersebut.
“Dalam dunia medis, diagnosa yang berbeda terkadang bisa terjadi karena adanya perubahan kondisi yang terjadi saat operasi atau hasil dari tes atau observasi yang lebih mendalam setelah operasi. Oleh karena itu, jika ada perbedaan diagnosa sebelum dan sesudah operasi, hal ini bukanlah sesuatu yang aneh,” terangnya.
Pihak rumah sakit mengaku menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh orang tua korban yang banyak melakukan tuduhan terhadap pihak rumah sakit dan menceritakan kepada awak media tanpa datang terlebih dahulu ke rumah sakit untuk menyampaikan keluhan. Pihak rumah sakit menyatakan kesiapannya untuk menerima dan memberikan penjelasan terhadap segala keluhan yang dirasakan oleh pihak keluarga korban.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post