SUKAMARA – Tradisi perang air atau betawakan yang terus digelar setiap hari Raya IdulFitri dan Idul Adha, harus terus didukung agar tetap lestari. Namun, dalam pelaksanaannya juga harus diimbangi dengan tetap menjaga lingkungan dari berbagai limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
“Karena kegiatan itu banyak sekali menggunakan plastik sebagai media untuk saling lempar air. Saya berharap ada solusi agar tidak mencemari sungai,” kata Ahamdi, Senin 8 Mei 2023.
Menurutnya, pihak dinas terkait yakni Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sukamara bisa bekerjasama dengan pihak Panitia Hari Besar Islam (PHBI) setempat dalam pelaksanaan kegiatan agar lebih ramah lingkungan.
“Karena budaya betawakan ini biasa dilakukan warga saat perayaan hari raya Idul Adha dan IdulFitri maka dinas bisa bekerjasama dengan PHBI untuk pelaksanaannya,” ucap Ahmadi.
Konsep yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan perang air atau betawakan ini, diantaranya adalah penggunaan bahan plastik yang biasa digunakan untuk melempar agar tidak menjadi dampak buruk bagi lingkungan
“Penggunaan plastik harus menggunakan yang ramah lingkungan agar tidak menjadi sampah mencemari lingkungan Sungai Jelai, itu yang perlu dikonsep seperti apa panitia menyiapkannya,” tukasnya.
(akh/matakalteng.com)
Discussion about this post