SUKAMARA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukamara Ari Junita mengatakan, pihaknya saat ini membuat program dapur dahsyat untuk upaya penurunan dan pemantauan kasus stunting.
Dapur dahsyat didirikan di desa-desa yang memiliki angka prevalensi stunting cukup tinggi sehingga pihaknya bisa melakukan intervensi langsung terkait dengan asupan gizi kepada para penderita stunting.
“Sudah dicontohkan untuk Dapur Dahsyat, ada dua desa di Kecamatan Pantai Lunci yang dicontohkan dan menjalankan Dapur Dahsyat ini,” jelas Ari Junita, Senin 6 Februari 2023.
Melalui program dapur dahsyat angka prevalensi stunting telah mengalami penurunan di tahun 2022, sehingga program tersebut terus dilakukan sebagai salah satu langkah dalam upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Sukamara.
“Ada 292 kasus, ini betul-betul kita tangani, kita perbaikan gizinya, kita atur pola makannya, sampai benar-benar sembuh melalui dapur dahsyat ini,” ungkap Ari Junita.
Sementara itu angka prevalensi stunting di Sukamara berdasarkan data BPGM pada 2021 sebesar 18 persen dan tahun 2022 turun menjadi 14 persen. Sementara untuk data SSGI 24,6 persen menjadi 21,8 persen
Dengan adanya Dapur Dahsyat pada wilayah yang terdapat kasus stunting, pola pola gizi yang diberikan kepada anak-anak stunting dapat terpantau dan terjaga dengan baik, harapan agar gizi anak-anak tersebut segera ada perbaikan dengan adanya program dapur dahsyat.
“Jadi ini terpantau, dalam penanganan stunting pola gizinya akan diatur setiap hari, progresnya akan terbaca 3 bulan, 6 bulan akan seperti apa,” tukasnya.
(akh/mataklteng.com)
Discussion about this post