SUKAMARA – Tahun 2023 merupakan tahun politik yang berpotensi untuk meningkatkan ketegangan badan terjadi ketidakrukunan di masyarakat akibat pilihan politik yang berbeda.
Bupati Sukamara, Windu Subagio berharap masyarakat di Bumi Gawi Barinjam tetap menjaga kerukunan disaat tensi politik semakin meningkat, jangan sampai terjadi politik identitas dan politisasi agama.
“Politisasi agama makin sering dilakukan untuk meraih efek elektoral. Politisasi tempat ibadah sebagai ajang kampanye, sudah mulai terjadi,” ujar Windu Subagio, Selasa 10 Januari 2023.
Orang nomor satu di Bumi Gawi Barinjam menerangkan jika penggunaan politik identitas menjelang pemilu harus diantisipasi dan di mitigasi agar kerukunan umat tidak ternodai. Karena itu, pihaknya berharap semua pemuka agama yang ada di Bumi Gawi Barinjam untuk bersama-sama melakukan antisipasi agar tidak terjadi masalah antar umat beragama.
“Kita semua mesti belajar pada apa yang terjadi pada pesta demokrasi sebelumnya, dimana masyarakat terbelah yang hingga kini masih bisa dirasakan, terutama di media sosial,” ucapnya.
Windu Subagio mengimbau agar pada pemilu mendatang walau berbeda pandangan politik dan juga calon yang didukung namun harus tetap menjaga kerukunan dan persatuan.
“Menjelang pemilu itu berbeda pilihan itu sah-sah saja dan boleh saja dalam pesta demokrasi yang memang dalam negara kita cara itu untuk memilih seorang pemimpin,” pungkas Windu Subagio.
(akh/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=101957 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post