PALANGKA RAYA – Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dilakukan membuktikan angka stunting di Kota Palangka Raya yang masih tergolong tinggi. Dikatakan bahwa 1 dari 4 anak di sana mengalami stunting. Data tersebut melebihi batas standar yang ditoleransi oleh WHO, yaitu di bawah 20%. Sementara target Prevalensi Stunting di Kota Palangka Raya yaitu 16,05 % di tahun 2023 dan 12,39% di Tahun 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu menegaskan bahwa masalah stunting menjadi persoalan bangsa yang membutuhkan upaya nyata untuk mengatasi. Ia menyebut bahwa tugas masyarakat sekarang adalah mengupayakan penurunan stunting agar visi Indonesia Emas tahun 2045 tercapai.
“Perlu diketahui bahwa stunting adalah masalah gizi kronis. Artinya, kekurangan gizi yang terjadi pada masa awal kehidupan, seperti masa bayi hingga usia 2 tahun, berdampak pada tumbuh kembang tubuh dan otak anak,” sebut Hera, Minggu 3 Desember 2023. Dia menambahkan stunting dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas dan pendapatan di masa depan.
Untuk menurunkan angka stunting, Pemerintah tak pernah kendur dalam upayanya. Pada Agustus 2021, Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Perpres ini memberikan dasar hukum untuk menguatkan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Target yang ditetapkan sangat jelas, yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
“Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting. Pertama, memberikan pendidikan gizi untuk ibu hamil dan pasangan agar mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang pemberian makanan yang tepat untuk bayi. Kedua, memberikan perhatian khusus pada bayi dan anak kecil dengan memberikan makanan pendamping ASI yang tepat dan bergizi. Ketiga, memastikan akses ke layanan kesehatan, termasuk imunisasi, pemberian vitamin dan mineral, serta perawatan kesehatan anak secara rutin,” jelas Hera.
Upaya serius dalam menurunkan angka stunting di Palangka Raya menjadi penting demi meraih visi Indonesia Emas tahun 2045. Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi dan bekerja sama dalam mengatasi masalah stunting ini. “Dengan demikian, generasi muda kita di masa depan dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas, sehingga dapat berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post