NANGA BULIK – Sebagian titik banjir di Kabupaten Lamandau sudah mulai surut, terutama di wilayah hulu sungai Lamandau. Namun, sebagian pengungsi masih bertahan di tempat pengungsian karena tempat tinggalnya masih terendam air.
Untuk mengantisipasi adanya dampak psikologis terhadap warga yang terdampak banjir, terutama anak-anak. Pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2 KB) Lamandau bersama instansi terkait menyelenggarakan trauma healing kepada sejumlah anak-anak yang menempati pengungsian.
“Kami laksanakan trauma healing, di dua lokasi, yakni pengungsian di RT 10 dan Gedung Sembaga Mas Jalan Batu Batanggui, rencananya hari Rabu (lusa) ke RT 8 dan beberapa titik pengungsian lainnya,” ungkap Kepala DP3Ap2KB Lamandau, Friaraiyatini, Senin 24 Oktober 2022.
Dijelaskannya, tujuan dari kegiatan trauma healing adalah untuk mendeteksi adanya anak terdampak banjir mengalami trauma dan atau gangguan psikologis. Selain itu, lanjut dia, juga untuk menghibur anak-anak agar tidak merasa bosan selama ada di pengungsian, sekaligus mengembalikan kondisi psikologis mereka pasca banjir,” sebutnya.
“Dari dua tempat yang didatangi sejauh ini, tidak terlihat ada anak yang mengalami trauma berat, sehingga meski harus menginap di pengungsian, mereka tetap mau sekolah dan beraktivitas layaknya anak pada umumnya,” ujarnya.
Disebutkan Kadis, beberapa kegiatan trauma healing meliputi bermain dan edukasi, menyanyi, menggambar/ mewarnai serta memberikan hadiah dan bansos berupa susu dan makanan ringan.
“Anak harus mendapatkan pendampingan dan bimbingan agar bisa melewati trauma akibat bencana banjir yang terjadi di sekitar mereka,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan itu, Ketua DPRD Lamandau, Dandim 1017, Waka Polres Satgas bencana, Camat bulik, Kabid PP dan PA serta relawan PMI Lamandau.
(btg/matakalteng.com)
Discussion about this post