NANGA BULIK – Di akhir tahun 2021, ada kabar gembira bagi masyarakat Kabupaten Lamandau, bersama 9 bupati/wali kota lain di Indonesia. Bupati Lamandau Hendra Lesmana masuk dalam daftar nominasi peraih Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat.
Kepastian Bupati Hendra Lesmana masuk pada 10 kepala daerah di Indonesia yang dinyatakan layak mendapatkan Anugerah Kebudayaan (AK) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat itu sebagaimana siaran pers panitia AK PWI – Hari Pers Nasional (HPN) 2022 yang diterbitkan Sabtu 4 Desember 2021 di Jakarta.
“Ke 10 kepala daerah yang dipilih dan ditetapkan dalam rapat Tim Juri AK – PWI pada Jumat (3/12/2021) sore, mereka beragam usia, latar belakang suku, pendidikan, agama, budaya, partai, hingga masa kerja,” bunyi release pers tersebut.
Diketahui, Sepuluh kepala daerah yang masuk nominasi diantaranya Wali Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Rahmat Effendi; Bupati Buton, Sulawesi Tenggara, La Bakry ; Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Hendra Lesmana; Bupati Indramayu, Jawa Barat, Hj. Nina Agustina; Wali Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, H. Helmi Hasan; Bupati Lamongan, Jawa Timur, H.Yuhronur Efendi; Walikota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka; Wali Kota Padang Panjang, Sumatera Barat H. Fadli Amran (Datuak Paduko Malano); Bupati Magetan, Jawa Timur, H. Suprawoto, serta Bupati Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, H. Musyafirin.
Ketua Pelaksana AK – PWI Yusuf Susilo Hartono menyatakan, bahwa masing-masing kepala daerah tersebut berhasil dengan baik menarasikan dan memvisualkan pergulatan memenangkan kesehatan, berbasis informasi dan kebudayaan, guna mewujudkan perilaku baru.
Dijelaskannya, salah satu yang menarik, sebelum ada kebijakan prokes pandemi Covid-19, di antara daerah-daerah tersebut sudah memiliki “protokol warisan nenek moyang” dalam menghadapi wabah, yang dirawat dalam adat dan tradisi setempat. Hal ini menunjukkan sekaligus bukti bahwa kebudayaan daerah itu memiliki “harta karun kultural” tersembunyi, yang seringkali dilupakan oleh pemiliknya sendiri, maupun pengambil keputusan yang nir kebudayaan .
“Beruntung bagi kepala daerah yang menyadari “harta karun kultural”-nya itu. Sehingga pada saat terjadi pandemi, tinggal memadukan dengan prokes dan vaksinasi, serta berbagai aplikasi berbasis teknologi, untuk melawan Covid-19. Sekaligus untuk mewujudkan perilaku baru di berbagai bidang : sosial budaya, ekonomi, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain,” ujar Yusuf Susilo.
Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari selaku penanggungjawab HPN 2022 ,menyambut baik terpilihnya 10 nomine Anugerah Kebudayaan PWI (AK-PWI) tersebut. Sebagai bagian dari keseluruhan proses yang telah berlangsung sejak September 2021 lalu, hingga puncak HPN, 7-9 Februari 2022 nanti di Kendari, Sulawesi Tenggara mendatang.
“Anugerah Kebudayaan PWI hanya salah satu dari sekian banyak mata acara HPN 2022, yang juga sedang berproses. Dalam bentuk konvensi, seminar, bakti sosial, klinik jurnalisme, penganugerahan, hingga penanda tangangan kerja sama,” jelas Atal Depari.
(btg/matakalteng.com)
Discussion about this post