NANGA BULIK – Untuk kedua kalinya, Kabupaten Lamandau memecahkan rekor dunia Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kado HUT ke 17 kabupaten yang berjuluk Bumi Bahaum Bakuba tersebut.
Penghargaan pertama didapatkan pada tanggal 11 Oktober 2015 silam, Kabupaten Lamandau berhasil memecahkan rekor tari topeng tradisional terbanyak dalam Festival tari Babukung kedua yang digelar di halaman Kantor Bupati setempat, dengan peserta terbanyak yakni sebanyak 1.011 penari dan tercatat di MURI.
Pada tahun ini tepatnya pada Rabu, 7 Agustus 2019, kabupaten berslogan Lamandau juara ini kembali menorehkan sejarah. Jika sebelumnya bidang seni budaya yang menorehkan penghargaan MURI, kali ini berhasil memecahkan rekor untuk makan coto keladi korup matah oleh peserta terbanyak.
Dari 1.700 sajian yang diminta MURI, Pemkab Lamandau melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian setempat berhasil menyiapkan makanan dengan bahan utama keladi dan kuah coto sebanyak 2.780 porsi.
Usai memimpin upacara peringatan Hari Jadi ke-17 Kabupaten Lamandau, Wagub Kalteng didampingi Bupati dan Wakil Bupati serta Ketua DPRD Lamandau juga menyempatkan diri mencicipi coto atau soto keladi korup matah yang disediakan.
Diketahui, acara makan coto Keladi Korup Matah dengan peserta terbanyak, 2.780 porsi dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-17 Kabupaten Lamandau itu juga resmi dicatatkan ke dalam Rekor MURI.
Wakil Gubernur Kalteng, Habib H Said Ismail menyampaikan apresiasinya atas pemecahan rekor MURI ini.
“Saya tadi sempat kaget, dengan namanya Korup. Tapi rupanya itu nama jenis keladinya. Kami sangat mendukung langkah pemerintah Kabupaten Lamandau beserta masyarakatnya yang telah mengembangkan dan membudidayakan tanamam keladi ini,” terang Wagub Kalteng.
“Dan tentu saja, ini menjadi bukti nyata bahwa Pemkab Lamandau betul-betul mendukung upaya pemerintah pusat (pangan alternatif) yang sudah dicanangkan,” tukasnya.
Sementara itu, Senior Manager MURI, Ariyani Siregar kepada Wartawan mengatakan bahwa MURI diundang Pemkab Lamandau untuk menyaksikan acara makan coto oleh peserta terbanyak yakni 2.780 porsi.
“Kami telah memverifikasi dan menghitung jumlah porsi dengan disaksikan media bahwa panitia telah menyiapkan 2.780 porsi coto keladi korup matah, sebenarnya diusulkan 1.700 sajian saja, namun komitmen pemerintah Lamandau untuk memecahkan rekor ini sangat luar biasa,” ungkap Ariyani.
“Dalam penentuan rekor Dunia itu ada beberapa kriteria yakni paling, unik dan langka, event ini mengambil rekor paling banyak dan baru pertama kali digelar untuk makanan coto keladi korup matah, sehingga kami mencatat sebagai rekor dunia,” tukasnya.
(btg/matakalteng.com)
Discussion about this post