SAMPIT – Sejak diluncurkan pada tahun 2022 lalu, kini lebih dari 300 ribu satuan pendidikan telah menerapkan Kurikulum Merdeka secara sukarela. Data Asesmen Nasional tahun 2021-2023 menunjukkan dampak positif penerapan Kurikulum Merdeka.
“Lebih lanjut, hasil Rapor Pendidikan tahun 2023 menunjukkan bahwa satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka mengalami peningkatan literasi, numerasi, karakter, inklusivitas, dan kualitas pembelajaran,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim, M Irfansyah, Rabu, 27 Maret 2024.
Terkait hal tersebut lanjutnya, pemerintah berencana menetapkan Kurikulum Merdeka secara nasional guna memberikan kepastian arah kebijakan pendidikan.
Untuk itu Kemendikbudristek mengundang semua pihak terkait untuk menyaksikan tayangan “Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran” bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di saluran resmi YouTube KEMENDIKBUD RI pada hari ini Rabu, 27 Maret 2024.
“Di Kotim sendiri dari data terakhir 2023 lalu sudah sebanyak 369 sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, baik itu di tingkat Mandiri belajar, mandiri berubah atau Mandiri berbagi,” tegasnya.
Jumlah sekolah tersebut mencakup jenjang SD sampai dengan jenjang SMP. Dengan jumlah IMK mandiri belajar paling banyak. Sementara mandiri berubah dan mandiri berbagi hanya tiga sekolah.
“Salah satu strategi yang diterapkan Dinas Pendidikan Kotim ialah mengeluarkan surat keputusan kepada sekolah untuk sekolah terpilih, diantaranya sekolah penggerak. Agar mengimbaskan berbagai informasi penerapan implementasi kurikulum merdeka,” ucapnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post