SAMPIT – Universitas Muhammadiyah Sampit (UMSA) menggelar yudisium pertama pasca penggabungan dua perguruan tinggi besar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yaitu Akademi Kebidanan (AKBID) Muhammadiyah Kotim dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (STKIP) Muhammadiyah Sampit.
Sebanyak 53 mahasiswa Fakultas Pendidikan mengikuti yudisium di Midtown Expres, Kamis 31 Agustus 2023 dengan menggunakan almamater baru berwarna merah yang sebelumnya untuk Fakultas Pendidikan dari STKIP Muhammadiyah Sampit menggunakan almamater ungu.
Dari total tersebut, sebanyak 35 orang berasal dari jurusan Pendidikan Ekonomi, 5 orang Pendidikan Bimbingan Konseling, 5 orang dari Pendidikan Bahasa Inggris dan 8 orang dari Pendidikan Matematika.
“Alhamdulillah hari ini semuanya dinyatakan lulus S1 dan mempunyai gelar S.Pd. Biasanya selesai ini ada keinginan untuk melanjutkan S2, selanjutnya kita akan upayakan di Universitas Muhammadiyah Sampit juga akan ada jenjang S2 hingga S3,”kata Rektor UMSA, Ramadansyah, Kamis 31 Agustus 2023.
Ramadansyah juga mengatakan, acara wisuda akan digelar bulan November, yang merupakan gabungan wisuda perdana semua fakultas yaitu fakultas kesehatan dan fakultas pendidikan. Lanjutnya, lulusan tahun 2023 ini sudah resmi sebagai UMSA.
Sehingga ia berharap semua yang sudah alumni nantinya ikut tergabung di ikatan alumni UMSA yaitu IKAU agar semua yang tergabung dalam IKAU nanti ikut mensosialisasikan keberadaan UMSA kepada keluarga, tetangga.
“Dan juga ikut memberitahukan bahwa mereka adalah lulusan UMSA yang dulunya adalah AKBID Kotim dan STKIP Muhammadiyah Sampit. Insyaallah dengan bergabungnya dua perguruan tinggi ini akan membawa Kotim lebih maju lagi,”ucapnya.
Dia juga berharap, mahasiswa yang sudah selesai ini nantinya melanjutkan ke jenjang berikutnya karena masih memiliki ruang, karena pendidikan tidak ada kata selesai selalu belajar sepanjang hayat.
“Saya harap teman-teman tidak capek dan berpikir terus untuk maju. Hal itu bisa dilakukan dengan menanamkan rasa ingin tahu, agar penasaran dan mau mencoba ke jenjang berikutnya. Empat tahun mengikuti jenjang pendidikan di perguruan tinggi, yang pasti yang berubah adalah pola pikir yang akan memberikan dampak bagi lingkungan.
Keberadaan kita harus memberikan manfaat bagi lingkungan juga keluarga tapi tentunya tidak dengan cara menyombongkan diri,” ucapnya. Khusus untuk yang lulus dengan pujian ujarnya, pihaknya akan berkomunikasi dengan Universitas Muhammadiyah yang ada di Malaysia dan Australia, untuk bisa melanjutkan pendidikan.
“Apalagi tadi yang lulusan Pendidikan Bahasa Inggris ada yang sampai 3,90 IPK nya. Dan kemarin kita sudah ditawari serta akan ikut rapat gabungan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), nanti kita akan bekerjasama dengan universitas-universitas ternama khususnya di Muhammadiyah. Jika ada teman-teman yang ingin melanjutkan S2 nanti bisa kita bantu. Mudah-mudahan selesainya nanti bisa balik membantu lagi di UMSA, nanti ada perjanjian pengkaderan kalau ada yang ingin melanjutkan menjadi dosen di UMSA,” ujarnya.
Tambah Ramadansyah, yang S2 juga bisa melanjutkan ke jenjang S3, karena di Muhammadiyah ada program 5.000 doktor. Hampir setiap hari ada yang menyelesaikan S3 dari kalangan Muhammadiyah. “Tahun depan juga sudah ada dari UMSA yang lulus. Kita harapkan ini membawa dampak positif bagi UMSA,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post