SAMPIT – Meskipun dalam dua hari terakhir ini, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diguyur hujan dengan waktu yang singkat. Hal itu bukan berarti musim kemarau segera berlalu, karena di musim kemarau bukan berarti tidak terjadi hujan.
Untuk hujan yang tidak konsisten dan dengan intensitas rendah bisa berdampak pada lahan gambut yang terbakar sehingga akan banyak memunculkan kabut asap.
Menanggapi hal tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kotim melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit menyampaikan, bahwa berdasarkan prakiraan cuaca saat ini Kotim masih dalam kondisi musim kemarau yang berlangsung hingga akhir Oktober mendatang.
“Untuk musim kemarau berdasarkan prakiraan kami, di Kotim puncaknya pada bulan Agustus ini dan akan berakhir sekira di penghujung bulan Oktober. Bahkan, informasinya El-Nino akan berlangsung hingga akhir tahun, tapi terkait itu kami menunggu update kembali,” kata Prakirawan BMKG Kotim, Mulyono Leonardo, saat diwawancarai wartawan ini, Kamis, 24 Agustus 2023.
Ia melanjutkan, musim kemarau bukan berarti hujan tidak akan turun sama sekali. Potensi hujan di musim kemarau masih ada, tapi intensitas curah hujannya cenderung ringan.
Ia juga menegaskan hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir adalah hujan alami, bukan efek dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). “Hujan yang terjadi bukan hujan buatan, melainkan hujan alami,” tutupnya.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post